Nadia membuka matanya perlahan. Ia merasa pusing sekali begitu membuka mata. Nadia berusaha mengumpulkan kesadarannya. Begitu sudah sadar betul, Nadia menatap langit-langit kamar kosnya.
Nadia kemudian duduk perlahan. Saat ia duduk, kenapa kepalanya rasanya semakin sakit saja. Nadia perlahan memegangi kedua pelipisnya dengan salah satu tangannya.
Ia kemudian melihat ke arah jam dinding. Sudah pukul enam pagi. Rasanya, kepalanya sangat berat sekali. Nadia kemudian, memijat-mijat sendiri kepalanya.
Tring.
Sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya. Nadia tercekat begitu menyadari ada notifikasi itu. Apa mungkin itu pesan dari Fauzan?
Dari tadi malam, rasanya Nadia susah sekali tidur. Ia memikirkan Fauzan yang berubah dingin padanya. Bertanya-tanya, apakah Fauzan marah padanya atau tidak?
Nadia segera membuka ponselnya cepat-cepat. Berharap Fauzan yang mengiriminya pesan. Begitu ia melihat ponselnya, ia langsung kecewa. Ada nama Mika di sana.
