"Lo juga yang ribet kalau udah kayak gini, kan. Gimana? Lo nggak bisa tidur kan. Makanya─"
Bagaimana bisa manusia terlelap sambil ngoceh. Menggerutu dengan mata tertutup. Itu adalah keahlian khusus Fania.
Fiona mencibir tipis, gadis ini ... saudara kembarnya ini benar-benar ... Bahkan dalam keadaan setengah sadar sekalipun dia masih saja bisa nyinyir seperti itu.
"By The Way, Fi. Good night. Kalau lo nggak bisa mimpiin gue, mimpiin Wandi, kalau nggak bisa juga... Ya, udahlah lo mimpiin gue yang udah mau nikah sama Oppa Korea, gitu, ya. Atau enggak lo mimpiin ..."
"Diam Fania. Lo diem, ya. Karena udah ngantuk udah, udah tidur aja sana. Udah, nggak usah ngedumel, ya? Bisa kan?" balas Fiona kesal, tapi dengan suara tertahan.
***