"Kalau mau belajar make up tuh bilang sama gue, biar gue ajarin. Jangan ujuk-ujuk sendiri lo, dari mana lagi belajar make up kayak gini, Fi?"
"Gue lihat video di internet. Ya, kali aja cocok sama gue. Emang jelek banget, ya?" tanya Fiona lagi.
Fiona ini masih juga bertanya. Padahal dia dapat melihat dengan jelas bagaimana respon Fania dan Wandi tadi.
"Menurut lo, gimana? Kalau misalnya bagus, apa respon gue akan kayak tadi?"
"Enggak gitu maksud gue, Fan, maksud gue tuh kayak enggak seburuk itu, kan?"
"Ya, nggak buruk sih, Fi. Cuma hancur aja."
Fiona sedang merasa bahwa dia kini di roasting oleh saudaranya sendiri.
Setelah wajah Fiona kering, Fania mulai moleskan bedak tabur di wajahnya setelah sebelumnya menambahkan sedikit konsiler di bagian-bagian yang diperlukan saja seperti bawah mata dan bekas jerawat.
"Lo merem sekarang," perintah Fania.
"Terus kalau habis merem, ngapain?"
"Udah deh, lo bisa nggak sih nggak usah banyak komplain malam ini?"