"Oh, iya, makasih, Ma."
Fania mencekal tangan Fiona lagi. "Ada apa lagi, Fan?"
"Titip salam ya buat Wandi."
"Dih, sampein aja sendiri. Ribet banget sih, lo?"
"Salamin. Bilang... ada salam terima kasih dari calon adik ipar."
Fiona sungguh tidak percaya apa yang baru saja dia dengar dari mulut Fania. Gadis ini benar-benar...
Melirik ke asal pintu, untungnya Ibunya sudah tidak ada di sana titik jika ibunya kembali mendengar apa yang Vania katakan barusan, dia juga pasti akan berpikir bahwa Fiona masih punya hubungan dengan Wandi. Masih?
"Udah cepetan lo sana, keburu kering dia," ujar Fania mendorong tubuh Fiona ke arah pintu keluar.
"Kering apaan? Lo kira dia kanebo!" gerutunya.
Saat tiba di depan pintu kamar, Fiona merapikan baju dan rambutnya.
Tepat saat kakinya ingin melangkah maju dia merasa ada yang aneh, "Gue... kenapa ngerapihin baju, ya?"
