Fiona masih menangis. Sudah sejak tadi, tepat saat Wandi membawanya di kafe terdekat. Bahkan, Wandi harus membawanya ke ujung ruangan itu agar terhindar dari orang-orang yang memperhatikan.
"Lo udah hampir setengah jam loh nangis mulu. Kalau lo mermaid udah jadi mutiara semua tuh, lumayan kalau dijual, Fi."
Fiona melepaskan jaket milik Wandi dari wajahnya. "Nih, gue balikin jaket lo. Makasih, ya."
"Oh, udah? Gue kira masih mau nangis. Padahal baru banget mau gue fotoin, loh."
"WANDI!" teriak Fiona lalu kembali terisak padahal matanya sudah membengkak.
"Eh iya-iya gue becanda astaga."
"Lo ngapain sih tadi di sana?"
"Kan gue udah cerita masih juga nanya."
"Maksud gue, sama cowok tadi. Lo kan jago beladiri, kenapa enggak ngelawan aja, sih?"
"Yang lo lihat tadi kan Fania si galak dan ga bisa beladiri. Kalau Fiona kan beda."
Meski Wandi sangat senang melihat Fiona lagi setelah beberapa bulan tidak berjumpa. Anehnya, kenapa mereka tidak saling canggung.