Fiona mendekatkan wajahnya ke wajah Wandi. "Mau tau aja, atau mau tahu banget, nih?"
"Banget banget banget, hm, puas lo?"
"Ke to the po to the max!" WUSH! Lalu Fiona meniup wajah Wandi hingga menyebabkan poni milik Wandi berantakan.
"Gue serius, Fi." Nada intonasi Wandi kini menjadi lebih lembut. Pertanda dia benar-benar memohon.
"Ayo!" ujar Fiona sembari mengajak Wandi berdiri dan berpegangan tangan.
"Mau kemana, Fi? Kita belum selesai, loh."
"Yeu, kata lo mau serius sama gue. Enggak ada kata serius yang lebih dalam kecuali nikah, loh. Ayo ke KUA."
"FI!" suara Wandi lantang terdengar. Lalu mengekori Fiona yang terduduk. "I-i-iya, gue becanda."
"Ini Korea enggak ada KUA."
Fiona berdecak sebal, "gue kira lo mau marah sama gue."
"Soal apa? Yaudah, tell me, why?"
"Apa?"
"Kenapa lo rahasiain kerjaan ini dari gue? Ini peluang gede, loh, kenapa enggak diterima aja sih? Kasih tahu alesannya apa?"