Wandi segera berlari menuju rumah Fiona seperti titah Fania. Namun begitu setibanya di depan pintu rumah Fiona, dia merapikan rambut dan mengatur napasnya agar lebih normal kini. Setelah itu barulah dia masuk dengan perlahan menuju rumah itu.
KLIK'
Pintu rumah terbuka. Namun, dengan perlahan-lahan Wandi melangkah maju agar Fiona tidak tahu dia sudah tiba.
Camilan itu dia letak diatas meja dapur. Ruang pertama yang Wandi kunjungi adalah kamar Fiona. Gadis itu terlelap menghadap tembok.
"Apa gue bilang, dia enggak kenapa-napa, kok. Fania tuh pasti salah," gumamnya berbisik pelan khawatir Fiona mendengar.
Baru selangkah dia menjauh dari kamar Fiona ...
Hiks ... hikss ... hikss...
Terdengar pelan namun jelas suara isakan tangis Fiona. "Loh, kok? Be-ner."