"Fi ..."
Wandi menggunakan nada intonasi yang lebih manja kini. Fiona kesal, tapi masih mencoba bersabar dan berkata ... "Ye, waeyo?"
"Tuangin dong, selainya."
Terdengar suara pantulan antara piring dan garpu saat Fiona meletakkanya dengan agak kasar. Masih sangat pagi untuknya dibuat kesal oleh Wandi.
"Enggak usah manja!"
"Gue Cuma—"
"Wan, udah pernah lihat piring nyasar ke muka lo, belum?"
"Kok lo kasar?"
"Kok lo jadi tamu enggak tahu terimakasih?"
Ya, bukan Fiona namanya jika begitu saja mau mengalah dengan si tengil dan jahil macam manusia seperti Wandi. Tidak tertahankan lagi, lalu ...
"HA HA HA HA." Wandi tertawa ngakak. "Iya, sorry. Gue becanda. Habis ini jalan, yuk?"
Fiona tidak menjawab kecuali hanya menunjukan tumpukan kain kotor. "Look at that! Itu sudah menjawab, kan?"