"Fi... nih,"-Fania menyodorkan teh hangat.
"Thanks. Ada kemajuan juga lo, paling enggak bisa bikin teh lah."
"Lo negeremehin gue banget? Gue biar begini, sudah mandiri di sana. jangan salah loh."
"Yaiyalah, kan enggak mungkin lo nyewa asisten rumah tangga di sana."
Fania meletakan teh yang tersisa setengah cangkir itu, lalu membuka barang bawaannya yang belum selesai dia bereskan. Mengeluarkan beberapa buku kecil dan membawanya kepada Fiona.
"Ini oleh-oleh dari gue buat lo."
"Komik?"
"Ya, tapi karena gue enggak tahu lo sukanya komik genre apa, yaudah gue beli aja yang ada."
"O-kay," Fiona menatap komik itu tidak begitu antusias. Wajar karena dia sendiri sudah tidak ingat kapan terakhir kali membaca komik.
"Kenapa lo? Enggak seneng?"
"Seneng, tapi gue udah lama sih enggak baca. Gue juga seneng karen aternyata lo masih inget sama gue. Sampai bawain komik segala."