Cindy masih saja diam. Sebenarnya dia menunggu Tante Anya yang berbicara lebih dulu. Cindy benar-benar khawatir bahwa dia akan tersinggung dengan apa yang dikatakan tadi, padahal sungguh Cindy benar-benar tidak bermaksud seperti itu, dia sama sekali tidak pernah berniat atau mengatakan bahwa ibunya Wandi lebih menyeramkan daripada seorang pembunuh berantai.
"Cindy?"
"Tante, aku sama sekali nggak bermaksud buat─"
"Apa? Tentang pembunuhan berantai itu?" tanyanya tersenyum tipis.
Bagaimana mungkin anaknya itu mengencani seorang gadis yang benar-benar polos seperti Cindy entah karena polos atau karena dia sungguh mengira bahwa Tante Anya tidak menyukai gadis itu. "Nggak cuman kamu kok yang bilang kayak gitu. Beberapa orang emang bilang sama Tante kalau Tante itu emang nyeremin banget."
"Tante, aku─"
Cindy terdiam tidak melanjutkan perkataan selanjutnya karena tante Anya memeluknya erat. "Terima kasih karena selalu ada untuk Wandi."