Fiona sedang duduk santai di teras belakang rumah. Ia memperhatikan burung-burung yang berterbangan di langit sana. Tampak kecil bebas, tapi penuh luka. Setiap hari dia harus berkorban untuk berjuang untuk kebutuhan perutnya sendiri.
"Kayaknya enak deh, jadi lo," gumam Fiona pelan.
Entah mengapa Fiona saat ini benar-benar merasa iri dengan burung yang berterbangan itu, dia dapat terbang bebas dan mengangkasa kemanapun yang dia mau tanpa harus memikirkan beban apa yang sedang dihadapi dan jalan seperti apa yang harus dia tapaki.
Dari jauh Fania memperhatikan tingkah laku Fiona. Mungkin gadis itu saat ini sedang frustasi karena memikirkan tidak juga mendapatkan pekerjaan. Begitu argumen dari Fania.
Fania memutuskan untuk menghampiri gadis itu yang terus saja memperhatikan langit. Fania sungguh merasa tidak mengerti dengan apa yang Fiona sedang pikirkan. Apa asyiknya sih memandang langit yang bentuknya tidak pernah berubah?
"Hei! Ngapain lo sendirian di sini?"