Tante Anya menghampirinya.
"Hai, kamu sedang apa di sini? Kenapa tidak masuk saja?"
Fiona mengangkat wajahnya yang semula membenam diantara kedua tangannya. "Nggak, Tante. Wandi nggak ingat sama aku dan mungkin dia nggak berharap aku ada di sini. Dari tadi ngusir aku dan minta aku buat nikah sama Denis. Maaf ya, Tante, aku udah gangguan Wandi."
"Enggak perlu minta maaf, kamu nggak salah. Maafin Wandi ya? Dia masih belum sadar kata-kata yang dia ucapin," ujar Anya dengan amat lembut.
Rupanya kalimat itu sangat ampuh bagi Fiona, dia segera menghapus jejak sisa air matanya.
"Gimana keadaan Wandi? Apa dia benar-benar lupa ingatan?"
Tante Anya tidak sampai hati, jika harus mengatakan segalanya. "Kamu jangan khawatir karena dia hanya lupa ingatan sementara, jadi cuma butuh beberapa waktu lagi sampai dia ingat siapa kamu dan Denis."