"Terus kalau bukan dari Yos, dari siapa?"
"Gue minta maaf ya kalau gue jarang banget cerita sama lo. Karena sebenarnya emang gue bener-bener sibuk banget selama di sini, jadi kayak keburu capek gitu. Jadi sebenarnya tinggal tunggu Wandi lamar gue."
"Wandi?"
"Hm, Wandi berani banget tiba-tiba datang mau ngelamar gue, ngajak jadian dulu kek. Kalau udah jadian kan, gue gampang banget nolaknya. Eh, dia ngajakin nikah, pakai segala bawa Tante Anya lagi."
"Oh, jadi Wandi ngelamar lo ya? Berarti lo udah terima, tunangan kalian kapan?"
Fiona mencurigai sesuatu. Dari nada bicaranya, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran gadis itu, dia tampak lebih murung.
"Kenapa? Kok sedih?"
"G-gue─"
"Oh, gue tahu. Lo pasti sedih karena gue bentar lagi bakalan tunangan sama Wandi, ya?" Hanya menghibur diri dan tidak termasuk mengatakan itu. Menurutnya, tidak mungkin Devika merasa seperti itu karena berita yang baru saja dia berikan.
"Nggak, kok, nggak. Gue belum terima Wandi sih."
