Saat satu langkah dia ingin menuju arah yang berlawanan dengan Wandi.
Tiba-tiba saja Wandi menghentikan langkah kaki, sebelum akhrinya dia menarik tangan Fiona.
"Apaan sih, Wan?"
"Itu bukannya Cynthia, ya?"
Fiona ikut melihat ke arah itu. Seorang gadis telah menangis tersedu-sedu kembali memeluk kedua lututnya. Ia seperti membutuhkan sebuah pelukan hangat, tapi tidak memiliki tempat karena harapan satu-satunya hanya kakaknya dan kini hubungannya dengan sang kakak sedang memburuk.
Dengan langkah cepat Fiona menuju ke arah Cynthia.
"Hai Cynthia. Are you okay?" tanya Fiona sembari melirik ke arahnya penuh dengan rasa iba.
Fiona dapat melihat dengan jelas. Kedua pipi gadis itu sudah tergenang oleh air mata. Karena begitu merasa kasihan Fiona memeluk Cynthia dengan reflek. Ia menyeka lembut kepala Cynthia dan berkata, "it's okay semua akan baik-baik aja kok. Lo enggak perlu khawatir, ya."