Karena saking asiknya berdebat, mereka menjadi tidak bisa fokus untuk memantau Si Gadis itu, yaitu Cindy. Juga tanpa mereka sadari bahwa Cindy sedang berjalan menuju mereka.
"Ketahuan kan? Lo ngapain ke sini segala, Wandi?" tanya Cindy.
"Ah, gue? Ini─"
"Ya, hai,;udah lama nggak ketemu ya Cindy? Gue tadi nemenin temen gue."
" Siapa? Bukan karena kebetulan kan? Atau lo kangen gue?"
"Enggak, Cindy."
"Emang sengaja buntutin gue?"
"Bukan begitu." Wandi tidak dapat menjelaskan.
Ia lalu menatap ke arah Sintia. Meski Sintia menggunakan topi dan membuang muka, namun bagi Cindy sudah cukup jelas. Cindy membuka paksa topi itu.
"Astaga lo ngapain sih ngikutin gue sampai ke sini?"
"Enggak gue enggak ngikutin lo."
"Bohong! Apa ini kebetulan?! Lo beneran ngikutin gue, kan?"
"Enggak, cuma kebetulan, kok."
"Kalau begitu, kenapa waktu ketemu gue lo nggak nyamperin gue? Malah sembunyi-sembunyi kayak gini? Apa namanya kalau bukan ngikutin gue?"
