Yos sangat paham perasaan Fiona. Gadis itu sungguh sangat kecewa jika sudah mengoceh seperti ini, dia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan isi hatinya. Akan tetapi, inilah cara Fiona.
Mungkin terakhir kali dia mendengar Fiona seperti ini, saat mereka masih duduk di bangku SMA. Saat itu Fiona sangat marah padanya, benar-benar marah.
"Gue jadi kangen deh masa SMA," ujar Yos kembali menatap jendela yang bening itu, "lo dulu pernah marah banget sama gue. Cuman gara-gara gua merokok lagi. Padahal gue udah berapa bulan nggak ngerokok, lo inget?"
Fiona hanya diam saja mendengar perkataan Yos. Sepertinya dia tersadar betapa pun dia marah pada Yos, dia tidak akan membalasnya, kalau soal menyebalkan ya dia pria yang menyebalkan, tapi kalau soal kesabaran dia juga juaranya.
"Kenapa lo nggak pernah cerita sama gue kalau lo sakit," mulai Fiona.
"Karena gue tahu itu bakalan buat lo sedih."
"It's not answered I want, Yos!"