Fania menghela napas, entah bagaimana Yos bisa menyukai gadis seperti dia, begitu pikirnya. Bagaimana mungkin seorang Yos yang ketampanannya paripurna ditambah lagi sekarang pemilik sebuah pperusahaan, enyukai gadis seperti dia.
"Nggak penting lo balesnya berapa kali, yang penting respon lo gimana sama dia?" Fiona dengan gugup menjawab, gue cuma bilang; gue baik kok, terus gue bilang maaf karena gue lagi sibuk sekarang."
"Udah? Habis itu lo nggak bales lagi?" interogasi Fania.
Fiona menggeleng dengan ragu, "enggak sih. Iya, abis, gue bales gimana dong?"
Fania tidak menyangka mendengar jawaban Fiona, sebodoh-bodohnya Wandi dan Yos mencintai perempuan yang sama, tapi Fiona jauh lebih... Ah entah apa namanya.
"Fiona, Gue rasa sekarang lu udah tahu jawabannya? Kenapa Yos nggak ngechat lo?"
"Kenapa emangnya?" tanya Fiona dengan polosnya.
"Iya karena respon lo aja kayak gitu, cengok!"
"Dih, gue nggak cengok."
"Iya, tapi otak lu yang cengok, Fiona! kesel gua sama lo."