"Tadi sebelum Devika balik, dia bilang kayak gini sama gue; Apapun yang terjadi, dia sayang sama gue dan dia percaya kalau gua bakalan bisa ngelewatin ini semua."
"Devika bilang kayak gitu sama lo? Ya, wajar sih menurut gue." Sedetik kemudian, Fania melanjutkan kata-katanya, "Lo kan habis tertimpa musibah dan dia juga tahu. Soal ancaman itu. Jadi mungkin dia support lo doang."
"Tadi gua lihat ada memar di wajah Devika, gua nggak tahu sih itu dari bokapnya atau bukan, tapi kayaknya nggak mungkin deh, Fan. Soalnya bokap Devika itu cuman suka ngomong kasar, tapi nggak pernah main tangan selama ini."
"Everyone can change, Fiona."
Fiona mengangguk setuju, "benar juga sih, tapi kalau iya harusnya ada alasan dong. Nggak ada orang gila yang tiba-tiba mukulin anaknya sampai memar ayak gitu, kan?" tanya Fiona lagi.