"Sekarang gimana sama anak-anak? Apalagi sekarang Fio lagi sakit. Kamu enggak peduli soal perasan mereka?"
"Kalau kamu nggak mau pergi, biar aku yang pergi," ujarnya tanpa memperdulikan apa yang ingin dikatakan oleh suaminya lagi.
Rani tidak menunggu respon dari suaminya segera menghamburkan diri dengan berjalan cepat menuju pintu keluar. Dari luar pintu sudah ada Wandi yang menunggu bersama ibunya.
"Loh, kamu kenapa, Ran?" tanya Anya.
Sembari menghapus jejak air mata yang tersisa, dia membalas, "aku permisi dulu, Mbak." Ia lalu meninggalkan dan mengabaikan Ibu dari Wandi itu.
Wandi memasuki ruangan kamar Fiona kebingungan. Suasana masih sama, ayah sambung mereka─Simon─ membaca surat itu dengan perasaan tidak menyangka. Pikirannya sudah sangat tidak karuan. Ditambah lagi dengan gugatan cerai dari istrinya.