Kat melihat dari balik bahunya ke arahku dan cemberut. Aku berkedip dia mengedipkan mata, mengetahui dia sebagai putus asa untuk penisku seperti aku untuk memberikannya padanya.
Aku geser tangan antara pipi pantatnya sampai aku menekan dua jari kembali ke dalam dirinya. Aku menidurinya dengan jari sampai dia menangis dan gemetar di tanganku saat dia datang dengan keras dan cepat. Aku tidak memberinya waktu untuk memulihkan diri saat aku memutarnya sampai dia mengangkangi pangkuanku.
Melepaskan celana dalam dari mulutnya, aku menangkup wajahnya dan menciumnya. Mengangkat pinggulku sehingga dia bisa merasakan penisku yang keras melawannya, dia mendorong ke bawah dan menggilingku. Tanpa harus diberi tahu, Kat bersandar ke belakang dan membuka ikat pinggang dan celana jinsku, lalu menurunkannya bersama dengan celana boxerku. Penisku langsung terlepas, putus asa untuknya.