Chereads / BELOVED HUSBAND / Chapter 19 - Menggoda Iman

Chapter 19 - Menggoda Iman

Saat ini adalah sore pertama di rumah tangga Andra dan Arsha. Melihat sang suami tengah sibuk berkutat dengan laptop dan buku membuat Arsha berinisiatif untuk membuatkannya secangkir teh manis guna menghangatkan tubuh yang dingin. Wajar saja, di luar sana tengah hujan sekarang.

"Terima kasih," ucap Andra pada istrinya yang telah membuatkan secangkir teh manis hangat yang sangat ia sukai ketika di musim hujan seperti ini. Memang benar apa yang ibunya katakan, di musim hujan bersama istri memang sangatlah menyenangkan. Tak salah pula ia memilih tanggal pernikahan.

"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Arsha yang kini mulai duduk di samping sang suami dan melirik ke arah layar laptop yang sedari tadi menjadi fokus utama Andra.

Andra pun mengalihkan tatapannya terlebih dahulu pada Arsha, menelisik wajah cantik perempuan itu sebelum akhirnya mengangguk membuat Arsha penasaran dengan pekerjaan apa yang akan ia kerjakan untuk membantu suaminya.

"Tolong pijat pundakku, sayang," titah Andra membuat Arsha segera berdiri dari duduknya dan segera memegang kedua pundak sang suami setelah memposisikan diri tepat di belakang Andra yang sedang duduk.

Andra memejamkan matanya sesaat untuk menikmati pijatan yang istrinya berikan. Setelah beberapa saat, ia pun kembali mencoba fokus pada pekerjaannya sebelum akhirnya memilih membersihkan diri sebelum melaksanakan shalat ashar.

Selagi menunggu sang suami selesai membersihkan diri, Arsha memilih untuk merapikan sofa serta tempat tidurnya yang memang cukup berantakan karena ia atau pun sang suami sangat menyukai tempat itu. Rasanya memang lebih hangat dan nyaman untuk dipakai berdua.

Barulah setelah Andra selesai Arsha memasuki kamar mandi meskipun sebelumnya ia harus mendapat kejahilan sang suami.

"Apakah aku sangat tampan?" tanya Andra dengan berpose sebaik mungkin. Tolong ingatkan pria itu jika ia masih menggunakan handuk dengan air yang masih menetes dari atas kepala.

Arsha menahan napas melihat penampilan suaminya yang memang sangat menggoda iman. Andra yang melihat reaksi istrinya cukup menggemaskan pun segera mengehentikan aksinya karena tak sanggup menahan tawa.

Arsha yang telah tersadar dari lamunannya pun segera beranjak pergi dari hadapan Andra dan memasuki kamar mandi. Wajahnya sudah memerah sekarang. Dasar pria!

***

Agam hanya bisa tersenyum melihat penampilan istrinya malam ini. Wanita itu semakin menjadi-jadi ketika tengah malam.

"Apakah kamu tidak akan masuk angin menggunakan pakaian transparan seperti itu?" tanya Andra dengan tatapan jahilnya membuat Arsha dengan sengaja menindih pria itu.

"Tentu saja tidak, toh aku sudah memiliki suami yang akan siap siaga memelukku ketika rasa dingin telah tiba," jawab Arsha yang kini mulai mengusalkan wajahnya pada ceruk leher sang suami yang terasa hangat serta tercium harum. Keharuman inilah yang akan membuatnya selalu rindu pada Andra.

Andra pun meraih dagu Arsha, membawa wajah cantik itu agar menatapnya dengan sempurna. Melihat wajah Arsha yang sangat cantik tentu saja membuat Agam tak tahan untuk tidak melakukan sesuatu. Pria itu segera mengubah posisi menjadi Arsha yang berada dalam kungkungannya. Bisa ia lihat dengan jelas jika istrinya mulai menikmati sesuatu yang tengah ia lakukan.

"Let's play baby!"

***

Entah karena sudah terbiasa atau apa, hari kedua setelah pernikahan Arsha tidak merasa jika ia kesusahan berjalan. Bahkan wanita itu kini telah lebih lincah dari biasanya membuat Andra hanya bisa terkekeh geli melihat sang istri yang seakan tak mau diam.

"Sekarang kamu sudah bisa berjalan dengan baik, apakah ingin keluar? Setelah ini pekerjaan yang harus aku kerjakan telah selesai," ujar Andra membuat Arsha yang tengah asyik menikmati acara televisinya mendadak menatap sang suami dan mengangguk antusias.

"Akhirnya aku keluar juga!!!" pekik Arsha penuh rasa senang dan segera bersiap mencari pakaian yang lebih sopan dari pakaian yang saat ini tengah ia gunakan. Toh hanya Andra yang boleh melihat penampilan terbukanya. Andai saja ada pria lain, bisa habis ia.

Tepat ketika Arsha telah berganti pakaian menjadi pakaian yang lebih sopan dan rapi, Andra pun telah selesai menyelesaikan pekerjaannya dan segera membawa istrinya keluar dari hotel.

"Belilah camilan yang cukup banyak, besok kita akan melakukan perjalanan menuju tempat honeymoon kita," titah Andra membuat Arsha semakin semangat berkeliling di dalam mall dengan sesekali memasukkan beberapa barang atau makanan ke dalam troli yang didorong oleh suaminya.

"Oh ya, aku belum pernah naik pesawat sebelumnya. Kalau aku mabuk tolong maklumi saja," ujar Arsha di tengah-tengah sibuknya memasukkan beberapa barang ke dalam troli miliknya.

"Tenang saja, aku akan membuatmu mabuk dengan cara lain," balas Andra yang membuat Arsha dengan spontan menatap pria itu yang justru tengah menatapnya dengan tatapan jahil.

Arsha memukul lengan atas Andra menggunakan barang yang tengah ia pegang, pria itu memang tidak bisa jika harus tidak jahil padanya.

Selesai mencari sesuatu, Arsha pun mengatakan pada Andra jika perutnya mulai merasa lapar membuat Andra segera mengajak istrinya pada tempat makan yang ada di dalam mall itu sendiri.

Keduanya pun kini mulai menikmati makan bersama dengan sesekali ditemani canda dan tawa yang mewarnai waktu keduanya.

"Kurang tidak? Aku akan kembali memesan jika kamu masih kurang. Dan tolong diingat, aku tidak mau jika istriku kelaparan," ujar Andra membuat Arsha terkekeh geli mendengarnya. Ia yang memang masih merasa kurang pun segera melambaikan tangan pada seorang pelayan membuat pelayan itu segera menghampiri keduanya.

Andra tersenyum kecil melihat istrinya yang kembali memesan makanan. Ia benar-benar suka melihat Arsha yang lahap dalam menikmati makanan apa pun.

***

Sepulangnya dari mall, Arsha mulai melakukan video call dengan temannya yang paling ia sayangi. Siapa lagi jika bukan Harsha? Perempuan itu tengah dirudung kesibukan di tempat kerjanya namun kini ia malah menggangu pengantin baru yang hendak melakukan tidur siang setelah beberapa saat berkeliling di luar.

"Jalani saja dulu, toh sebelum Tuhan menciptakan masalah, Tuhan juga sudah memberikan jalan keluarnya. Tinggal menunggu waktu yang pas dan berusaha lebih keras," ujar Arsha pada sang teman yang selalu mengeluh ketika sedang ada masalah di tempat kerjanya.

"Huh, andaikan aku menikah dengan pria kaya, aku tidak akan mau bekerja seperti ini! Menjadi orang kaya tidak, menjadi manusia stres iya!" kesal Harsha yang bisa didengar oleh Andra yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Asisten saya kaya, dan dia juga belum memiliki pasangan. Kamu bisa menikah dengannya jika mau," ujar Andra secara tiba-tiba membuat Asrha Maupun Harsha terkejut mendengarnya.

"Enak saja! Dia selalu sibuk dengan pekerjaan, aku tidak mau memiliki pasangan yang lebih mementingkan laptop daripada istrinya," ujar Harsha membuat tawa Andra pecah saat itu juga.

"Logikanya seperti ini, kamu mau pria yang kaya agar kamu tidak perlu lelah bekerja, sedangkan kekayaan suamimu itu dihasilkan dari kerja kerasnya. Jika ingin memiliki pasangan yang kaya tetapi tidak perlu sibuk bekerja, pelihara tuyul saja sana!" ledek Andra yang tentu saja membuat Harsha semakin kesal.

Detik selanjutnya sambungan itu terputus, Arsha hanya bisa menggeleng kecil melihat suaminya yang masih asyik tertawa.

"Aku mau kamu," pinta Arsha membuat Andra segera membawanya ke dalam kamar. Istrinya memang spesial.

***