Hampir tiga hari tetapi syuting masih sulit untuk dilakukan karena kondisi Irene. Wanita itu benar-benar melakukannya dengan semena-mena. Karena sudah tidak tahan, Luke mulai mengajak Irene untuk bicara hanya empat mata.
Mereka duduk di suatu meja yang terbilang sepi. Irene nampak tidak acuh, hanya asyik dengan ponselnya, sedangkan Luke masih berusaha menahan emosinya yang sewaktu-waktu dapat meledak.
"Irene, bisakah kau letakkan ponselmu sebentar?" pinta Luke baik-baik.
"Bicara saja, telingaku masih berfungsi dengan baik."
Luke menghela napas berat, tidak mau memperdebatkah masalah yang terbilang sepele itu. "Aku tidak mau seperti ini terus menerus. Entah masalah apa yang sedang kau hadapi, jika ini menyangkut diriku, ayo kita akhiri."
"Jika ini tidak menyangkut tentang dirimu?" tanya Irene.
"Selesaikan apa pun masalahmu itu, dan tetap bersikap profesional. Karena sikapmu yang sekarang sangat membebani banyak orang," jawab Luke santai.