Kepergian mereka kali ini mengundang banyak tanya dalam benak mereka masing-masing. Keluarlah sosok dari beberapa mobil itu. Ada yang paling mencolok diantara beberapa orang yang ada. Ialah Letnan Alden. Ia adalah letnan yang memimpin peperangan itu.
Peperangan terjadi bukan semata-mata karena ingin menumpah habis penduduk daerah sana. Itu dilakukan sebagai hukuman akibat pelanggaran yang sudah dilakukan pemerintah di daerah itu. Mulai dari perjanjian kedua daerah yang dilanggar. Kemudian dilanjutkan dengan datang membawa senapan dan membunuh beberapa warga, serta para tentara dan polisi di daerah wilayah kekuasaan mereka. Yang mana di perjanjian tertulis itu dituliskan, apabila salah satu daerah melanggar perjanjian dan melakukan aksi pertumpahan darah di salah satu daerah, maka pihak yang menjadi korban diizinkan untuk membalas dengan hal yang serupa. Ibarat kata, darah akan dibalas dengan darah. Itulah dunia politik, memang kejam.