Dari ufuk timur, hingga ke ujung barat...
Terukir dengan indah, jejak langkahku...
Alunan musik yang bernada slow itu terdengar sampai ke kedua telinga Erick dan Aaron. Membuat sang empu terpaksa harus bangun, lantaran melodi lagu itu cukup menakutkan untuk di dengar. Walau sebenarnya, menurut mereka lagu itu tidak bermaksud seperti itu. Tetapi alunan melodi itu tetap terdengar menakutkan untuk keduanya.
Ketika Erick dan Aaron bangun kemudian sibuk menenangkan diri mereka, Bibi Lisa hanya bisa tertawa. Bibi Lisa lah biang di balik semua ini. Bibi Lisa memang sengaja membunyikan lagu itu sebagai alarm untuk Erick dan Aaron agar bangun segera. Lantaran sejak tadi Bibi Lisa sudah membangun keduanya dengan cara apapun, namun mereka tetap tidak kunjung bangun. Mereka tetap tertidur dengan pulas. Hingga terbersitlah ide untuk membunyikan lagu itu. Bibi Lisa tidak menyangka kalau lagu favoritnya itu bisa membangunkan Erick dan Aaron.
"Makanya tha lah... Kalau dibangunin itu ndang bangun. Ini nggak! Malah makin pules tidurnya. Bibi nggak nyangka lho kalau kalian bisa bangun karena lagu itu." ujar Bibi Lisa membela diri.
Aaron dan Erick nampak cengo setelah mendengar Bibi Lisa berkata. Sebenarnya mereka belum sadar sepenuhnya, jadi omongan Bibi Lisa hanya terdengar angin lalu bagi mereka. Yaa wajar... Karena mereka baru saja bisa terlelap kurang lebih 20 menit yang lalu. Makanya raga mereka masih belum sepenuhnya kembali.
"Duh, malah cengo gitu. Ayo ndang bangun. Sana cuci muka terus mandi biar seger. Setelah itu ke bawah bantu Bibi masak ya. Itu Agatha udah siap, ini nunggu kalian aja." perintah Bibi Lisa kemudian setelah tidak mendapati respon dari Erick dan Aaron selain muka cengo mereka berdua yang ditampakkan.
Akhirnya ketika mereka sudah mencapai kesadaran seutuhnya, barulah mereka bisa menjawab perkataan Bibi Lisa, "Ha? Oh iya Bi. Iya. Ntar lagi kita mandi terus turun ke bawah bantuin Bibi masak." ucap keduanya bebarengan.
Bibi Lisa terkekeh pelan, "Oke deh, ditunggu ya. Jangan lama-lama."
"Iya bi, siap"
Akhirnya Bibi Lisa pun keluar dari kamar yang ditempati Aaron dan Erick. Ia pun beralih turun ke bawah mempersiapkan bahan-bahan masakan dan peralatan yang dibutuhkan untuk makan malam, malam ini ditemani Agatha yang sudah bangun sejak tadi. Beda dengan Aaron serta Erick, Agatha lebih mudah dibangunkan. Karena itu Agatha sudah berada di dapur sejak tadi usai dia membersihkan dirinya.
"Yang lain udah bangun Bi? Apa masih tidur?" tanya Agatha membuka percakapan.
"Sudah, sudah bangun. Ya walaupun butuh tenaga ekstra sih. Tapi sekarang udah bangun mereka. Sekarang lagi bersih-bersih. Sambil nunggu mereka, kita masak duluan aja ya. Disiapin bahan masakannya." jawab Bibi Lisa seadanya.
"Oke deh, Bi. Syukur kalau udah bangun. Kirain belum bangun tadi."
"Iya udah kok, walaupun susah sih."
"Hehehe. Yaudah bi, ini apa yang harus disiapin?"
"Oh iya, itu kamu cuci berasnya ya. Masak nasi dulu, itu yang penting. Ntar Bibi mau nyiapin bahan-bahan buat masak lauknya." ujar Bibi Lisa.
"Oke deh Bi."
Mereka pun sibuk dengan tugasnya masing-masing. Agatha dengan beras. Bibi Lisa dengan bahan-bahan untuk membuat lauknya. Tak lama setelah itu, Aaron dan Erick pun turun dan menghampiri Bibi Lisa beserta Agatha di dapur yang terlihat sudah mulai sibuk menyiapkan makan malam.
"Bi, kita udah selesai nih. Udah wangi sama seger juga. Kita bantu apa nih?" tanya Erick mendahului Aaron yang sudah mau bertanya.
"Oh udah selesai? Yaudah sini bantu. Itu sayurnya dibersihkan ya. Harus bersih. Terus dipotong-potong." jawab Bibi Lisa panjang lebar.
Sebagai jawaban, Aaron dan Erick langsung mengerjakan perintah bibi Lisa tanpa mengeluh. Sama seperti Agatha yang tidak merasa keberatan membantu Bibi Lisa menyiapkan makan malam. Justru ia senang karena bisa ikut andil membantu bibi Lisa. Setidaknya ini yang bisa Agatha, Erick dan Aaron lakukan untuk membalas budi Bibi Lisa yang sudah mau menerima dan memberikan mereka tempat tinggal untuk sementara waktu.
Waktu terus berlalu, detik ke menit, menit ke jam. Tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu kurang lebih satu setengah jam hanya untuk makan malam. Tapi satu setengah jam berlalu itu hanya seperti beberapa menit saja untuk mereka. Sebab mereka melakukan semuanya dengan suka cita. Jadi tidak ada perasaan capek ataupun lelah. Justru karena hal itu, hubungan mereka terasa lebih erat daripada sebelumnya.
Wangi aroma makanan yang sudah siap santap itu bertebaran memenuhi ruang-ruang rumah Bibi Lisa. Aromanya benar-benar menggiurkan dan menggugah selera. Sebab sudah sangat tidak sabar, perut mereka juga sudah meronta-ronta minta diberi asupan makanan mereka pun menata makanannya di atas meja makan. Tak lupa menyiapkan piring, sendok dan alat apapun yang dibutuhkan untuk makan.
Setelah semuanya sudah siap, mereka berdoa terlebih dahulu dan langsung menyantap makanannya usai Bibi Lisa mempersilahkan mereka untuk makan.
"Selamat makan anak-anak. Makan yang banyak ya, biar kalian kuat dan sehat. Jangan sungkan-sungkan sama bibi ya. Inget kita sekarang udah bagian dari keluarga. Yasudah, silahkan makan." ucap Bibi Lisa mempersilahkan.
"Siap, makasih ya Bi." timpal ketiganya serempak.
"Terima kasih kembali sayang. Yuk makan."
Akhirnya, mereka pun makan dengan khidmat. Tidak ada suara selain dentingan piring dan sendom yang beradu. Selebihnya mereka menikmati makan malam mereka dengan senyap. Raut wajah mereka terlihat sekali kalau sedang lapar. Ditambah ekspresi wajah yang tersenyum bahagia. Mungkin karena kehangatan yang diberikan Bibi Lisa? Atau bisa juga karena makanannya sangat enak untuk dimakan.
Saat mereka sudah selesai makan, tanpa disuruh Aaron, Agatha serta Erick membereskan sisa-sisa makanan dan piring-piring kotor. Sementara Bibi Lisa hanya diam sesekali tersenyum melihat tingkah Aaron, Erick dan Agatha. Ia hanya disuruh menjadi penonton, sebab tidak diperbolehkan oleh ketiganya untuk ikut membereskan sisa-sisa makan malam.
"Ini yakin, bibi nggak boleh bantu? Ini bamyak bamget lho yang kotor." ujar Bibi Lisa merasa keberatan dengan permintaan Erick, Agatha dan Aaron. Yang memintanya hanya menjadi seorang penonton, selagi ketiganya bersih-bersih membereskan sisa-sisa makanan yang ada.
"Iya, kita yakin. Lagian Bibi kan yang paling banyak masak tadi. Jadi sekarang tugas bibi cuman diem duduk ngeliatin kita aja. Itung-itung bibi istirahat setelah masak tadi." timpal Aaron memberikan arahan.
Bibi lisa tertawa pelan, "Ada-ada aja kalian. Yasudah bibi duduk disini deh ngeliatin kalian. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan buat bilang ke bibi."
"Nggak, pokok bibi diem aja. Duduk manis. Daripada capek. Yuk Agatha, Erick kita lanjut bersih-bersih."
"Oke deh."
Dengan lihai dan cekatan, mereka membereskan semuanya. Mulai dari sisa-sisa makanan, sisa-sisa masak tadi dan piring-piring kotor yang ada. Tidak butuh waktu yang lama, mereka sudah selesai membereskan semuanya. Mereka pun bergegas menghampiri bibi lisa.
Saat mereka sudah berkumpul kembali, entah muncul ide darimana, Agatha tiba-tiba bertanya ke Bibi Lisa.
"Bibi, aku mau tanya deh. Bibi tau dunia Adney nggak?"
Uhuk uhuk uhuk uhuk....
Tepat setelah Agatha bertanya, Bibi Agatha kaget sampai mengeluarkan batuk sangking kagetnya dengan pertanyaan Agatha.