Mendengar ketukan pintu yang terus menerus terdengar dan berulang-ulang, jantung Agatha, Erick, Aaron serta bibi lisa mendadak berpacu lebih cepat. Seketika mereka panik.
"Tuh kan, seharusnya kalian udah berangkat daritadi. Sekarang nggak usah bantah bibi, kalian harus segera pergi. Bawa perbekalan, bawa alat-alat yang diperlukan. Jangan banyak tanya lagi! Cepat lakukan itu semua. Kalau sudah siap, kalian tunggu bibi di perpustakaan. Jangan pergi dulu. Tunggu aba-aba bibi intinya! Paham?!" tegas bibi lisa kemudian berlalu dan pergi ke arah ruang tamu untuk mencari tahu siapa gerangan tamu yang datang kerumahnya sekali lagi.
Dengan langkah gontai, serta berusaha menetralkan degup jantungnya ia pun berjalan seakan-akan tidak ada beban yang sedang ia pikul. Seakan-akan ia baik-baik saja. Padahal kenyatannya ia tidak baik-baik saja. Ia takut dengan kemungkinan yang ia duga dan terpikirkan dalam pikirannya.
