Masih dengan kondisi yang sama seperti beberapa saat yang lalu. Raut wajah bibi lisa masih terlihat syok serta pucat pasi setelah mendengar pertanyaan Agatha yang tiba-tiba itu. Ia masih terdiam, tidak berkutik. Tubuhnya melemas, jari-jari tangan dan kakinya dingin. Ia masih hening tidak bersuara sama sekali. Bahkan senyumnya pun luntur seketika. Raut wajahnya saat ini benar-benar berbeda dengan raut wajah bibi lisa yang erick, aaron dan Agatha kenali. Sangat berbeda! Tidak ada senyum di wajah itu. Melainkan tatapan kosong dan hampa.
Agatha yang melihat itu merasa sangat bersalah sekali. Ia tahu, sepertinya ia salah berbicara dan bertanya. Itu semua terbukti dengan penampakan bibi lisa saat ini. Namun yang membuat Agatha bingung, kemudian merasa bersalah dan semakin penasaran adalah, sebenarnya ada hubungan apa antara bibi lisa dengan dunia adney? Kenapa bibi lisa terlihat kaget bahkan syok dan sepertinya sangat sensitif dengan topik pembicaraan tentang dunia adney. Ada apa sebenarnya? Apa yang sudah terjadi antara bibi lisa dengan dunia adney?
Semakin dipikir, semakin rasa penasarannya menguat. Tapi ia tidak bisa bertanya lebih lanjut. Karena ia tahu, penyebab bibi lisa sedih saat ini tak lain tak bukan ialah dirinya sendiri. Oleh karena itu ia lebih mementingkan kondisi bibi lisa dan mengesampingkan rasa penasarannya. Sama halnya dengan Aaron dan Erick. Mereka juga tak kalah penasarannya dengan Agatha. Mereka juga bingung sekaligus bertanya-tanya, mengapa reaksi bibi lisa berubah tiga ratus enam puluh derajat dibanding sebelumnya, usai mendengar pertanyaan Agatha tadi.
"Agatha, minta tolong ambilin air anget geh. Biar bibi lebih tenang." utus Aaron kemudian.
"Oke kak. Maafin aku, aku nggak maksud gitu."
"Iya aku tau, aku paham. Udah sekarang ambilin air anget ya. Erick aku minta tolong juga ke kamu, ambilin selimut buat bibi." tambah Aaron.
"Oke." Setelah itu, keduanya meluncur untuk melaksanakan perintah Aaron. Sementara Aaron sendiri, berusaha untuk menenangkan bibi lisa. Ia mengusap pelan pundak bibi lisa. Ia menyalurkan rasa hangat agar bibi lisa tenang.
Tak lama setelah itu, Agatha muncul dengan segelas air hangat yang ia bawa. Begitu juga Erick dengan selimut yang langsung ia pakaikan ke bibi lisa. Bibi lisa masih terdiam namun tetap menerima air hangat yang Agatha bawa. Ia minum air hangat itu untuk menenangkan dirinya.
Setelah dirinya mulai merasa tenang, ia pun baru mulai bersuara. Agatha lah yang mengawali pembicaraan mereka untuk kesekian kalinya. Bukannya apa, Agatha masih merasa bersalah. Karena itu Agatha meminta maaf ke bibi lisa atas pertanyaannya yang membuat bibi lisa jadi seperti itu.
"Bibi, maafin agatha ya. Agatha nggak ada maksud bikin bibi jadi kaget kayak gitu. Bahkan sampai syok kayak tadi. Beneran bi, Agatha nggak ada maksud buat bikin bibi kayak tadi. Maafin Agatha ya bi. Maafin Agatha yang udah tanya macem-macem. Maafin yaa bi." ujar Agatha tulus. Walaupun ia masih dilanda penasaran yang sangat tinggi, tapi tidak bisa dipungkiri rasa bersalahnya lah yang lebih tinggi. Karena itu ia meminta maaf.
Bibi lisa menghela napasnya pelan kemudian berkata, "Iya Agatha, tidak apa-apa. Kamu nggak salah. Bibi aja yang masih belum bisa berdamai dengan masa lalu bibi sepenuhnya. Rasa sakit, kecewa dan sesak itu masih ada. Maafin bibi juga ya. Udah kamu nggak salah kok. Bukan salah siapa-siapa." ujar bibi lisa mencoba menjelaskan.
Mendengar penuturan bibi lisa barusan, membuat Agatha, Erick beserta Aaron semakin bingung dibuatnya. Memangnya ada apa? Apa sih yang sudah terjadi antara dunia adney dengan bibi lisa?
"Sebentar bi, maaf menyela. Tapi bibi percaya kalau dunia adney itu emang ada?" tanya Erick penasaran.
"Lho, kalian nggak percaya?"
"Bukannya nggak percaya bi. Tapi kita udah mastiin tadi, tapj ternyata ya emang nggak ada. Maaf Agatha, jangan tersinggung." timpal Aaron.
Agatha hanya tersenyum sekilas. Ia tidak terlalu tersinggung seperti sebelumnya setelah mendengar penuturan bibi Lisa yang setidaknya mengatakan bahwa dunia adney itu memang ada dan dia tidak sedang berhalusinasi.
"Dunia Adney sebenarnya memang ada. Makanya bibi tadi sempat kaget dan syok, waktu Agatha tiba-tiba tanya kayak gitu. Bukannya apa, cuman bibi masih keinget sama masa lalu bibi." tutur bibi lisa.
Pasalnya, Bibi Lisa memang merasa sedikit lebih sensitif apabila membahas soal itu. Ya, Bibi Lisa memang tau soal dunia Adney. Karena dunia Adney itu, masih menyangkut dengan apa yang terjadi di masa lalunya. Intinya masih berkaitan. Termasuk dengan penyebab suaminya pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Tapi untuk saat ini, ia masih belum siap kalau harus menceritakan soal itu.
"Masa lalu? Masa lalu apa bi? Jadi bibi pernah ke dunia Adney? Jadi dunia adney itu memang ada? Bukan cuman mimpi atau halunisasi agatha aja? Gimana sih bi, boleh diceritain nggak? Kami masih bingung harus percaya atau nggak." papar Erick masih dibalut rasa penasaran yang tinggi.
Bibi lisa terdiam untuk beberapa saat, kemudian menjawab "Maaf. Tapi bibi belum siap buat cerita. Itu udah lama sekali. Bibi bahkan mengira dunia adney udah nggak ada."
"Hah? Maksudnya udah nggak ada bi? Dunia adney ada kok bi. Agatha tadi habis kesana bi."
Bibi lisa membelalakkan matanya tidak percaya dengan perkataan Agatha barusan. Ia semakin syok mendengar itu. Wajahnya kembali pucat pasi. Perasaan takut kembali menyergapnya seperti saat itu. Ia takut kehilangan seseorang untuk kedua kalinya. Oh tidak! Ia tidak mau hal itu terjadi lagi. Cukup. Sudah cukup ia hidup sendirian dengan perasaan takut itu. Sudah! Ia tidak mau ditinggalkan lagi. Ia tidak mau kehilangan siapa-siapa lagi. Tidak!
"Aaaaa!!!" teriak bibi lisa. Tangannya tidak tinggal diam berusaha menenangkan tubuhnya sendiri. Ia kalut. Ia benar-benar takut saat ini.
Mendengar teriakan bibi lisa, Aaron, Erick dan Agatha paham bahwa sepertinya masa lalu bibi lisa sangat menakutkan. Mereka pun langsung melakukan hal yang sebelumnya mereka lakukan. Kali ini tanpa aba-aba ataupun perintah. Agatha langsung mengambil air hangat. Erick semakin merapatkan selimut di tubuh bibi lisa. Aaron juga sama. Berusaha menenangkan bibi lisa semampu yang ia bisa.
Agatha kembali membawa segelas air hangat. Ia pun langsung menyodorkan segelas air hangat itu ke bibi lisa. Ia juga membantu bibi lisa minum air hangat itu.
"Bibi tenang dulu ya. Agatha benar-benar meminta maaf." ujar Agatha.
"Iya bi, kita juga minta maaf. Udah tau bibi belum siap cerita, kita malah makin nanya-nanya kayak tadi. Maaf ya bi." timpal Erick kemudian.
"Betul bi, maaf ya bi. Sekarang bibi tarik napas dulu, tahan. Terus lepaskan. Ayo bi, biar bibi bisa tenang."
Dan sisa hari itu, mereka habiskan untuk menenangkan bibi lisa.