Lambat laun, pelan tapi pasti, terdengar suara gemeletuk gigi yang datang dari Erick. Alhasil, Aaron dan Agatha tertawa pelan melihat tingkah Erick. Muncullah ide jahil dari benak pikiran keduanya. Mereka akan mewarnai wajah Erick dengan pena yang ada di atas nakas. Dengan lihai dan sangat hati-hati, mereka menjadikan wajah Erick sebagai tempat menyalurkan ide. Tak lama kemudian, Erick terbangun dari tidurnya akibat suara tertawa Aarkn dan Agatha yang makin lama terdengar makin keras.
"Heh, kalian ngapain? Udah dari kapan disitu?" tanya Erick dengan suara khas orang baru bangun dari tidur panjangnya. Ia pun keluar dari kolong kasur dan duduk diatas kasur.
"Udah lama sih, mungkin udah dari semalem. Ya nggak kak?""Udah kamu nggak salah. Kita sama-sama bingung. Yaudah kita cari Erick dulu. Kamu itu, dihapus dulu air matanya, kalau Bibi Lisa lihat kasian."
"Oh iyaa kak, hehe."