"Aku sudah makan siang," katanya sambil berjalan menuju kamar tidurnya. "Aku tidak akan lama. Buat dirimu sendiri di rumah."
Berpikir bahwa Deriel mungkin akan lapar nanti, aku memesankannya salad ayam dan pizza untuk diriku sendiri.
Aku menyalakan TV dan beralih ke saluran yang menayangkan pertandingan bisbol. Duduk di sofa, yang memberiku pemandangan lorong dan kamar Deriel, kekhawatiran untuknya memenuhiku.
Ada yang salah, dan itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
Tiga puluh menit kemudian, saat makanan diantar, dan masih belum ada tanda-tanda Deriel, kekhawatiranku bertambah. Aku memaksa diriku untuk tidak mendekatinya dan memakan pizzanya.
Ketika satu jam telah berlalu, aku berjalan ke kamarnya dan mengetuk pintu kamar mandi. "Deriel, kamu baik-baik saja?"
