DASH
Sudah lewat jam empat sore ketika pintu lift terbuka. Senyum tersungging di wajahku ketika aku melihat Christopher bersandar di sofa, tangannya disilangkan di depan dada.
"Akhirnya," gumamnya.
Berjalan ke arahnya, Aku bertanya, "Apakah kamu merindukanku?"
Perlahan, dia mengangguk. Ketika Aku mencapai dia, dia melingkarkan lengan di pinggang Aku dan menarik Aku ke arahnya. Mulutnya menabrakku, dan lidah serta giginya membuatku terengah-engah.
Pada saat dia mundur, aku terjebak dalam keadaan linglung. Aku membersihkan tenggorokanku. "Aku merindukanmu juga."
"Tidak sebanyak aku merindukanmu. Apakah Kamu menikmati perjalanannya?"
Aku mengangguk sambil menatap matanya. "Tempatnya indah. Aku tidak sabar untuk menikahimu di sana."
Christopher mengangkat tangannya ke wajahku, menyikat beberapa helai rambut di belakang telingaku. "Aku suka mendengarnya." Dia menegakkan tubuh, lalu bertanya, "Apakah kamu sudah makan?"
"Aku sudah sarapan."
"Aku memesan sepiring. Mari makan."