"Bagaimana kabarnya? Apa dia mati?" tanya Yena pada Lucifer yang baru tiba.
"Tidak. Sebenarnya, Arion hampir membunuhnya. Dia mungkin tidak akan bertahan hidup meski seminggu." Lucifer setengah berbisik. Ia melemparkan tubuhnya ke samping Yena. Bersandar pada dipan.
"Apakah itu tak terlalu kejam? Memangnya Arion tidak akan dapat hukuman?"
"Aku tebak tidak akan. Dia adalah naga yang tertib aturan. Mungkin ini adalah ulah pertamanya. Istana Divine akan memakluminya."
"Oh?" Yena menyipitkan mata. "Kau baru saja memujinya?"
"Kapan?"
"Baru saja kau bilang dua tertib aturan dengan nada memuji." Yena tersenyum menggoda dan menyikut lengannya.
"Cih. Buat apa aku memujinya?"
"Baiklah baiklah." Yena tergelak.
"Lalu bagaimana kita akan memlulangkannya?"
"Arion sudah menyewa orang untuk mengantarnya pulang ke negaranya."
"Baguslah. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan anaknya?" Yena tak tahu apakah gadis itu sudah bangun atau belum.
"Aku tidak tau. Tapi tadi Caca dan Joe pergi ke sana."
