Chereads / Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone / Chapter 5 - 4 | Question: Luxuria's Penthouse ?

Chapter 5 - 4 | Question: Luxuria's Penthouse ?

"Althea-lux ditemukan, Nona Deava. " Decurion memberi kabar. Menatap wanita muda yang berdiri di depan sebuah patung besar dengan air mancur berwarna merah. Dia gusar. Tatapannya mengudara, menatap langit gelap yang ada di atasnya saat ini. Hatinya gelisah selepas mendengar bisikan nyata dari Decurion. Kitab yang selama ini hilang, ditelan masa, diduga disembunyikan oleh manusia kini kembali terdengar kabarnya. Simpang siur kabar burung yang diterima oleh Daeva, Althea-lux berada di pusat penelitian sejarah terbesar di Washington DC. Di sana, kitab itu diterjemahkan mati-matian sebab ribuan bentuk perdebatan oleh manusia.

"Lalu?" Daeva menyahut. Melirik bayangan hitam yang ada di tengah ruangan. "Aku yakin mengambil itu bukan hal yang mudah."

Decurion tertawa. Jika saja ia punya wajah, Daeva yakin bayangan hitam itu sedang menyeringai padanya.

"Aku melacak jejak yang ditinggalkan oleh kitab itu, nyatanya seseorang menyegel kitabnya."

Sihir muncul. Sebuah portal besar tampil dengan nyata di depan Daeva. Sebuah rekam jejak yang ditinggalkan oleh seseorang. Menampilkan sebuah box kaca berisi tulisan mantra yang aneh.

"Hanya itu yang bisa diterjemahkan manusia, Daeva." Decurion berbisik. Sihirnya mengubah tampilan portal di depannya. "Itu adalah Ogirth."

Daeva menyipitkan matanya. Istilah yang tak asing. "Mantra untuk menolak iblis datang?" Ia bertanya. Mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Ogirth mengelilingi Althea-lux, Daeva. Mantra yang dirapalkan menolak dirimu untuk datang dan mengambil kitab itu. Pembuatan Althea-lux punya tujuan yang pasti ...." Decurion mengeluarkan sebuah cahaya hijau dari celah jubahnya. Bayangan itu membesar seakan ingin menutupi cakrawala yang ada di atas mereka. "Kitab ini dibuat untuk menuntun manusia dalam dosa. Memberi kepercayaan pada mereka bahwa Tuhan yang benar adalah pencipta kitab itu."

"Deirdre?" Senyum tipis mengembang begitu saja. Daeva tahu siapa dalang dari semua ini.

"Jika manusia terus mengkaji Althea-lux, maka dunia akan hancur dengan iblis yang menjadi pemenangnya, Daeva. Kau harus mengambil kitab itu dan menebus satu dosamu," ucapnya. Portal hilang selaras dengan gerakan tangan jubah yang melingkar. Membentuk bulatan untuk menyedot semua sihirnya masuk kembali.

"Aku tidak akan ikut campur ke dalam urusan Loralei." Daeva memutar tubuhnya. Ia berjalan, menjauh dari patung besar di tengah ruangan. "Tugasku hanya menebus dosa, mencari manusia yang punya doa kuat untuk menghantarkan diriku pada penghakiman sang kuasa, menghentikan kisah hidup abadi yang hampir seribu tahun lamanya."

"Daeva ...." Decurion menghentikan langkah kaki Daeva. Bayangan hitam berdiri tepat di depan wanita muda itu. "Hilangnya Althea-lux adalah bagian dari perpanjangan dosa yang kau miliki. Deirdre adalah iblis paling berbahaya."

"Loralei bisa menanganinya. Kenapa tidak mengatakan pada Loralei bahwa Althea-lux ditemukan? Dia hanya tinggal menjentikkan jari, memunculkan cacing penghisap dari dalam tanah dan memecahkan box itu lalu mengambil Althea-lux. Menghapus semua ingatan manusia yang ada di sana, dan legenda konyol pasal Luxuria's Penthouse akan lenyap seiring berjalannya waktu." Ia mulai terbawa suasana. Kalimatnya tak berhenti sampai di sana. "Aku tak ingin berurusan dengan Deirdre lagi apapun alasannya. Dia hanya akan menambah hukumanku saja." Daeva menutup kalimatnya. Ia menjentikkan jarinya dan keluar dari sana. Menghilang dari hadapan Decurion.

Tentang Althea-lux, sebuah kitab aliran tak beragama yang hilang selama beratus-ratus tahun lamanya. Pertarungan Daeva dan Deirdre di masa lampau, meruntuhkan sebuah istana megah yang dibangun dengan dosa-dosa dan keangkuhan manusia. Istana itu dikenal dengan Mallory. Tak semua bisa melihat keagungan di dalam sana. Hanya pendosa yang menganggap neraka setara dengan surga lah yang bisa datang ke sana. Deirdre menyandera banyak manusia dan roh jahat di dalamnya. Membuat sebuah kitab dengan bahasa aneh yang sulit dimengerti oleh orang awam sebagai bentuk apresiasi dari kerja kerasnya.

Tak masuk akal! Siapa yang bilang bahwa menyembah iblis dan menyetarakan surga dan neraka adalah hal yang wajar? Deirdre adalah bentuk 'ketidakwajaran' yang ada di dalam dunia. Alam semesta menolak mengebumikan dirinya.

••• Luxuria's Penthouse •••

Cahaya menyeruak masuk ke dalam ruangan, menuntun langkah seorang wanita muda yang datang dengan tujuan untuk berkunjung. Ia tak bertemu dengan kekasihnya, lebih dari satu minggu lamanya. Kabar terakhir yang didapat adalah sang kekasih melakukan perjalanan bisnis tak terduga dan bersifat rahasia. Wajar, dia adalah pemimpin perusahaan Big Data yang tak boleh sembarang mengatakan tujuan bisnisnya pada orang lain termasuk Areeta Bellanca.

"Delwyn?" Dia melirih. Selepas membuka pintu di depannya, Areeta tak lagi melihat cahaya yang cukup. Hanya berasal dari lampu kuning di sudut ruangan. Ini jauh dari jangkauan listrik. Sesuai dengan kabar yang didapatkan oleh Areeta sebelum masuk ke tempat ini.

"Kau yang mengirim pesan lewat surat padaku?" Ia tersenyum manis. Meletakkan lilin dalam cawan di atas meja. Rasanya aneh, benar kata ayahnya, Delwyn mirip tahanan kota. "Kenapa kau melakukannya?" tanyanya lagi. Sekarang ia duduk di atas kursi rotan sudut ruangan. Menjaga jarak dengan sang kekasih.

"Hipersensitivitas Elektromagnetik atau EHS ...." Areeta menghela napasnya. "Is that really there?" Ia tersenyum aneh. Menaikkan kedua sisi bahunya. Tak tahu harus bilang apa lagi.

"Kau tak alergi pada cahaya bukan?" Areeta tiba-tiba saja menekan tombol si sisinya. Cahaya terang datang menyelimuti ruangan. Membuat Delwyn terkejut bukan main.

"Areeta!"

"Delwyn!" Ia bangkit dari tempat duduknya. Berjalan mendekati sang Kekasih. "Fakta bahwa aku tahu kau mengurung diri bak orang gila di dalam sini membuat hatiku sakit. Kita akan menikah Delwyn. Aku tak ingin kau meninggalkan catatan buruk apapun." Areeta memejamkan matanya. Sejenak merapalkan segala sumpah serapah di dalam hatinya. "Itu hanya gangguan psikologis. Datanglah ke psikiater dan sembuhkan penyakit anehmu lalu kembalilah ke perusahaan."

"I've tried it, Areeta." Delwyn menyahut. Duduk di atas ranjang. "Aku butuh penyembuh yang benar sebelum rapat besar pemegang saham beberapa minggu lagi."

"Lantas? What are you doing now?" Areeta bukan tipe orang yang percaya pada hal-hal aneh seperti ini. Menjadi pengkaji benda dan cerita sejarah sudah membuatnya banyak belajar, bahwa semua yang ada di dunia bisa dijelaskan secara akal sehat dan teoritis. Tak ada penyakit anti medan listrik kecuali itu adalah psikologi yang terganggu.

Delwyn menyerahkan sebuah amplop kecil pada kekasihnya. "Tolong selidiki tempat ini. Aku hanya butuh laporan aman atau tidak."

Areeta mengerutkan keningnya. "Kau akan ke sana?"

Delwyn mengangguk ringan. "Jika itu mungkin, aku akan datang ke sana. Tak akan lama, Areeta. Aku berjanji," ucapnya meraih kedua sisi wajah sang kekasih. Memandangnya dengan penuh keseriusan.

"Tempat apa ini? tanya Areeta. "Green Bank?" Ia membaca di sudut foto.

"Virginia Barat, Pocahontas Country. Aku ingin tahu apa disembunyikan di sana."

... To be continued ...