Dina tersenyum. Tawanya, meledek Hilmi. Dina berkata, "Gak ngaca ngomong gitu? Kamu tuduh aku selingkuh. Terus, sekarang, kamu yang kepergok selingkuh. Gila deh!"
Hilmi mengerutkan dahi. Ia tidak paham apa yang Dina lontarkan kepadanya. Hilmi bertanya, "Maksud kamu apa sih? Bukannya, tadi malem kita berduaan dihotel?"
"Kita?" Dina melipat tangan di dada. Hilmi mengangguk. Ia menjawab, "Iya kita. Kan kamu yang bawa aku ke hotel."
"Liat nih!" Dina menunjukkan foto Hilmi yang sedang berbaring di ranjang hotel. Hilmi juga, membaca pesan-pesan yang dikirim oleh seseorang.
"Aku gak kaya kamu ya, aku sama Ayus cuman temen. Aku udah jelasin semua itu ke kamu. Tapi, kamu tetep jelekin aku di depan Kak Nadia. Bahkan, mungkin, Rayan juga denger. Aku gak akan kasih tau ke anak-anak kita kalau kamu berduaan di kamar hotel sama cewek lain!'
Hanya ada satu nama yang terlintas dalam benak Hilmi. Nama itu adalah Kania, "Kania?" ucap Hilmi lantang.
