Hilmi dan Dinda tiba di rumah sakit. Setelah mengantre cukup lama, Dinda diperiksa oleh dokter. Dokter bertanya gejala yang dialami oleh Dinda.
"Tadi saya keserempet motor Dok. Terus, kata Papah saya, harus ke rumah sakit. Takutnya, ada luka yang mesti dijait."
Dokter pun, memeriksa luka Dinda. Benar saja, ada sobekan kecil di kakinya. Dokter berkata, "Felling orang tua memang tidak pernah salah. Coba, berbaring di sana!"
"Beneran ada yang mesti dijait dok?" tanya Dinda. Dokter hanya tersenyum dan berkata, "Iya. Ada yang harus dijait." Wajah Dinda terlihat cemas. Dokter berkata, "Tenang aja. Gak sakit kok."
Setelah mengangkat panggilan dari Luna, Arif kembali mendatangi Farhan. Farhan berkata, "Lu mendingan pulang aja deh. Gak usah ganggu pacar orang."
"Pacar? Lu bilang Nindia pacar lu?" Arif dengan tawanya yang meledek, membuat Farhan ingin memukulnya lagi. Mereka berdua, kembali bergelut.
