Seno memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Sejak di kantor tadi ia terus memikirkan Winda—rasanya begitu merindukan wanita kesayangannya tersebut. Seno tidak henti-hentinya tersenyum di sepanjang perjalanan pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, Seno langsung turun dari mobil. Lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Ketika ia membuka pintu ternyata Winda sudah menyambutnya.
"Sayang, aku kangen—"
PLAK!
Satu tamparan mendarat keras di pipi Seno. Winda yang emosi langsung menampar sang suami.
"Sayang..."
"Gak usah panggil aku sayang. Muak dengernya!" Winda melempar foto-foto Seno dan Mirna. Membuat pria itu terkejut bukan main.
Seno menatap Winda bingung, lalu mengambil salah satu foto yang berserakan di lantai. Pria itu terkejut—bagaimana bisa Winda mendapatakan foto ini?
"Sayang, ini-ini—"