Saat ini semua orang yang berada di mansion yang berdiri megah di tengah hutan itu sedang melakukan aktivitas mereka masing-masing sehingga mansion itu terlihat begitu ramai. Namun hanya mereka yang bekerja di sana yang meramaikan suasana, sementara mereka sebagai pemilik mansion itu tengah melakukan aktivitas mereka di kamar masing-masing.
Seperti si bocah kecil Max yang saat ini sedang membersihkan dirinya di kamar mandi yang berada di kamarnya.
Hidup dengan pengajaran si kembar Lansky membuatnya mengerti bagaimana ia harus menghadapi dunia yang penuh dengan drama. Dunia yang kejam bagaimana mereka harus memiliki uang untuk bertahan hidup.
Begitulah hidup, si kecil kita harus menjadi dewasa sebelum waktunya. Ia sudah bisa mendapatkan uang dengan caranya sendiri yang tentunya hal tersebut diajarkan oleh si kembar Lansky. Bahkan ia harus melewati beberapa tes untuk menjadi anggota keluarga si kembar Lansky seperti ia harus paham bagaimana cara menggunakan senjata api. Tidak hanya senjata api, ia harus bisa menggunakan beragam senjata dan pintar dalam bela diri.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di dalam kamar mandi, akhirnya si kecil Max selesai dengan aktivitasnya. Ia keluar dari sana dan memakai pakaiannya yang telah disediakan oleh pekerja yang memang di khususkan untuknya.
Mereka yang menjadi anggota keluarga si kembar Lansky pasti memiliki pekerja khusus yang pekerjaannya beragam. Ada yang khusus untuk melayani, menjaga, dan lain sebagainya tergantung pada penempatannya.
Sekarang Max telah selesai dalam membersihkan dirinya, bahkan ia telah wangi saat ini.
Kaki kecilnya kini melangkah keluar kamar untuk menuju ke kamar si kembar Lansky, ia ingin melihat pamannya yang kebetulan sedang berada di mansion yang sama. Biasanya pamannya itu tidak pernah berada di mansion bahkan pamannya pernah tidak pulang beberapa minggu lamanya. Max sendiri mengerti akan kesibukan pamannya, namun ia sangat merindukan kebersamaannya bersama pamannya.
Ia berjalan dengan senyuman yang tercipta, namun langkahnya berhenti saat matanya tidak sengaja melihat kamar yang biasanya kosong dan tertutup kini terbuka dengan lampu yang menyala membuatnya mengerutkan keningnya.
Max sendiri bingung dibuatnya mengingat pamannya itu tidak pernah membawa orang asing ke mansion mereka bahkan sampai menginap dan menempati salah satu kamar yang ada di sana. Si kecil itu merasa ada yang aneh saat mengingat itu hingga membuatnya mengeluarkan senjata api yang memang selalu ia bawa.
Pamannya selalu mengingatkan untuk membawa senjata api bersamanya saat berpergian maupun saat bersantai untuk menjaga dirinya mengingat hidup mereka penuh dengan musuh yang mengincar nyawa mereka dengan cara apapun. Musuh yang tidak diketahui, namun pada kenyataannya si kembar Lansky mengetahui musuh tersebut.
Mereka hanya ingin bersenang-senang dengan berpura-pura tidak tahu. Mereka memilih untuk diam bahkan mereka menutup keahlian mereka dalam mengetahui keberadaan musuh mereka sendiri. Mereka hanya menggunakan penglihatan mereka saat mereka benar-benar sudah marah besar bahkan kemarahan itu tidak dapat terbendung lagi. Mereka akan membantai semua orang yang membuat mereka marah besar hingga pada akhirnya kemarahan mereka mereda.
Kaki kecil itu melangkah perlahan menuju kamar yang mencurigakan baginya dan ia juga mulai membuka pintu itu secara perlahan hingga tidak mengeluarkan suara apapun. Senjata api itu masih setia dalam genggamannya.
Melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya untuk mencari tahu siapa yang berada di dalam kamar itu sampai pada akhirnya matanya dapat melihat seseorang yang tengah duduk seperti orang kebingungan bahkan ketakutan di atas tempat tidur.
Tunggu, sepertinya ada kejanggalan bagi si kecil saat melihat ekspresi dari orang yang berada tidak jauh darinya. Biarpun demikian, ia terus melangkahkan kakinya dengan senjata api yang mengarah pada orang yang ada di depannya. Hingga dimana kedua mata mereka saling bertemu membuat si kecil mengeratkan genggamannya pada senjata apinya berbeda dengan orang yang di depannya.
Orang itu tampak ketakutan bahkan Max dapat melihat tubuh itu terlonjak ketakutan. Max tidak peduli, ia terus melangkah semakin dekat membuat orang itu meringkuk di atas sana.
"Siapa?" Tanyanya dingin tanpa ekspresi membuat orang yang berada di depannya diam ketakutan.
Max yang tidak mendapat jawaban kini dibuat geram.
"Siapa." Tanyanya sekali lagi tanpa nada.
Hening, namun--
DOR!
PRANG!
--Max melepaskan tembakannya ke arah guci yang berada di dekat orang itu karena geram tidak mendapat jawaban membuat orang yang ada di depan sana semakin ketakutan.
Lihatlah, ia bahkan meringkuk di atas sana seraya menutup telinganya dengan kedua tangannya serta matanya yang tertutup rapat.
"Ka-kakak..." Lirihnya ketakutan bahkan tubuhnya bergetar.
Suara itu tentu saja mengundang orang yang berada di dalam mansion itu terkejut, namun mereka tidak berhak untuk datang melihat apa yang sedang terjadi karena tidak ada alarm peringatan berbahaya.
Setiap ada bahaya pasti ada alarm khusus sebagai peringatan, untuk itu mereka tidak panik karena mereka tidak mendapatkan alarm peringatan bahaya. Mereka memilih untuk diam dan kembali bekerja karena pada dasarnya mereka mengetahui pasti salah satu dari tuan mereka sedang memberikan hukuman pada salah satu pekerjanya.
Suara itu terdengar jelas karena Max tidak menutup pintu kamarnya. Pada dasarnya semua ruangan yang ada di sana memiliki sistem kedap suara.
Berbeda dengan para pekerja yang ada di sana, si kembar Lansky yang mendengar suara tersebut langsung keluar dari ruangan mereka menuju ke arah dimana suara tembakan itu berasal. Terlihat jelas dari wajah mereka yang terlihat marah karena seseorang telah berani membuat keributan di mansion mereka ditambah lagi suara tersebut berasal dari senjata api.
Mereka berjalan dengan cepat sampai akhirnya mereka berada di depan ruangan arah dari sumber suara itu berasal.
Aziel dan Zayn saling pandang sesaat ketika mereka menyadari ruangan yang akan mereka masuki dan detik kemudian mereka langsung membuka pintu itu menjadi terbuka dengan sempurna memperlihatkan Max yang sedang menodongkan senjata apinya pada orang yang ada tidak jauh darinya.
Tidak pikir panjang, keduanya langsung masuk ke dalam dan mengambil senjata api Max yang membuat pemiliknya terkejut akan tindakan si kembar Lansky.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Zayn pada Max.
Mendengar suara Zayn membuat Max tersadar dari keterkejutannya. "Tidak ada, hanya ingin menanyakan namanya." Jawabnya santai membuat Zayn menggeleng tidak habis pikir.
Sementara Aziel tidak menampakkan reaksi apapun bahkan saat ia melihat tubuh bergetar orang itu ia tidak peduli.
"Kau tahu kalau kau sudah membuat keributan?! Dasar bocah nakal!"
Sementara Max mengerucutkan bibirnya kesal, kenapa jadi dia yang salah di sini?
Walaupun Max itu tumbuh lebih cepat menjadi orang dewasa, kalau sudah bersama si kembar Lansky dia menjadi sosok layaknya anak kecil.
Biar bagaimanapun Max tetaplah anak-anak yang masih membutuhkan masa bermain layaknya anak kecil biasa.