Selamat Membaca
Arina terus berlari menembus kegelapan malam diiringi deras hujan. Air matanya tersamarkan oleh air yang menghujani dirinya. Kakinya terus melangkah menuruti sang pemilik tanpa memikirkan ke mana akan pergi. Untuk pertama kalinya dia mandi hujan selarut ini.
Awan mulai berhenti menjatuhkan buliran airnya. Arina merasa sangat letih. Kaki yang tadi berlari kini mulai berjalan perlahan. Jauh. Sudah sangat jauh dari rumah mewah keluarga Naufal. Pikirannya buntu. Dia tak tahu harus ke mana. Tangannya merogoh saku di samping bajunnya, mencari sesuatu yang ternyata tak ada apapun di sana. Afifah meninggalkan ponselnya dan tak membawa uang sepeser pun.
Hawa dingin tengah malam menusuk sampai tulang. Ditambah baju yang dipakainya kuyup. Bibir bergetar dan tubuhnya sedingin es. Semua badan Arina terasa kebas karena hujan tadi.