Selamat Membaca
Untuk pertama kali setelah satu minggu berada di kampung, Arina bisa tidur dengan nyenyak. Tidak ada lagi kelesah dan kegetiran yang mendera batinnya. Semua beban yang dipikul selama hampir empat bulan ini seolah-olah terangkat sempurna.
Jarum jam dinding telah menunjukkan pukul 04.30 ketika ia membuka netra. Di luar suara azan terdengar bersahut-sahutan. Arina menggeliat kecil. Saat menyadari kalau tangan kekar masih melingkari pinggangnya, wanita itu mengulum senyum. Kejadian tadi malam terbayang kembali di pelupuk mata.
'Alhamdulillahirabbil alamin.' Berkali-kali kalimat syukur ia panjatkan dalam hati. Akhirnya Sang Pemilik Hidup telah menjawab semua doa-doanya selama ini. Buah kesabaran ternyata sangat manis.