Chereads / Selalu Ada untukmu / Chapter 2 - Tinggal Di Rumah Panti

Chapter 2 - Tinggal Di Rumah Panti

Selamat Membaca

Ibu Asri dan pak Ahmad suaminya membawa Arina ke rumah panti tempat di mana bu Asri bekerja dan tinggal di sana, rumah panti tersebut tadinya rumah bu Asri, bu Asri mempunyai anak yang sudah menikah dan tinggal dengan suaminya di luar kota, bu Asri mempunyai lahan yang luas dan tadinya rumah depan adalah rumah pribadi bu Asri, bu Asri memiliki anak asuh lebih dari 50 orang anak dan 5 orang yang membantu nya di dapur dan 5 orang buat membersihkan rumah panti dan d bantu anak panti yang sudah dewasa atau yang sudah diajarkan untuk selalu membereskan tempat tidurnya dan kamarnya masing-masing. Untuk dikantornya bu Asri ada 4 orang yang membantu termasuk suaminya, 2 orang sebagai administrator nya 2 orang lagi satpam rumah panti tersebut. Rumah panti bu Asri juga selalu memberikan pengarahan pada anak-anak asuh untuk mandiri mereka dibiarkan berkreasi ada yang membantu menjual dagangan kue panti, yang berupa kue donat, kue brownies, bolu gulung dan kue putri ayu yang di jual keliling ada juga yang dititipkan ke toko dekat rumah panti. Ada juga yang berkreasi menjual kerajinan tangannya juga lukisan nya saat ada pasar malam. Selain menerima sumbangan dari para donatur anak didik di panti bu Asri terbilang cukup mandiri.

Hari ini Arina di bolehkan pulang oleh dokter.

"Hari ini, Arina boleh pulang ya bu!" kata bu Dokter kepada bu Asri yang mengangguk dan tersenyum kearah Dokter wanita yang cantik itu, dan mengelus surai Arina,

"Arina, nanti bu Dokter akan mengecek kesehatan Arina sebulan sekali ke panti ya!" kata bu Dokter Sophia membelai surai Arina.

"Jangan lupa obatnya diminum ya Arina" tegas bu Dokter, dan Arina hanya mengangguk.

"Bu benarkah namaku Arina, bagaimana ibu bisa tahu?" tanya Arina.

"Inj nak, ada tanda kartu sekolah kamu dan foto mama dan papa kamu dalam tas selendang kamu pas bisa membantu mu membawa ke rumah sakit" jelas bu Asri.

"Sementara Arin tinggal bersama ibu dulu ya, nanti kita ke sekolah Arina yang lama menanyakan alamat rumah Arina" Arina tersenyum mendengarkan penjelasan bu Asri.

Arina dan bu Asri melangkah meninggalkan rumah sakit setelah membereskan biaya rumah sakit yang ternyata biaya sudah dibayangkan oleh dokter Sophia, bu Asri merasa perlu berterima kasih sama Dokter Sophia.

Perjalanan menuju ke panti memerlukan waktu satu jam, tiba di rumah panti Arina terdiam pemandangan rumah panti itu Asri dan sangat sejuk karena areanya di atas pegunungan yang indah, Arina turun dari mobil menghirup udara yang segar dan masih murni jauh dari polusi waktu Arina tinggal di Jakarta.

Arina melangkah masuk ke rumah panti bersama dengan bu Asri dan suaminya.

"Assalamualaikum anak-anak ku!"

"Waalaikumsalam ibu" ucap semua anak yang sedang mengerjakan kerajinan tangan di teras rumah panti.

"Ibu bawa anak baru ya?" tanya Indah yang umurnya seumuran dengan Arina.

"Oh iya ini kenalkan Arina Mauren Baskoro teman baru kalian" jelas bu Asri.

"Hallo, Arina namaku Indah" sapa Indah.

"Hallo juga Indah" sapa Arina.

"Hallo semua kaka dan adik disini panggil saja aku Arin"sapa Arin ramah dengan tersenyum riang.

"Bu, Arin keliatan nya anak kota ya, kenapa Arin bisa kesini bu?" tanya Dwi anak yang sedang merangkai bunga,

"Iya Arin bersama kedua orang tuanya abis kecelakaan dekat balai kota, dan Arin yang selamat namun sayang Arin hilang ingatannya, sementara Arin tinggal disini sebelum keluarga nya mengambil nya kembali"jelas bu Arin pada Dwi gadis tadi.

" Toloong, jaga Arin ya Dwi!" pinta bu Asri.

"Baik bu" jawab Dwi.

"Bu, boleh tidak Arin sekamar dengan ku?" pinta Indah menatap bu Asri.

"Boleh Indah, kebetulan kamu tinggal sendiri, tidak mungkin dia sama Edo atau Rama" guyon bu Asri, sambil menjembel manja Indah yang cemberut di godain bu Asri.

"Arin, kamu ikut Indah ke kamar ya, dan Indah pinjamkan baju kamu dulu ya, ibu besok baru akan membeli baju buat Arin ke pasar" pinta Bu Asri kepada Indah dan Arin keduanya mengangguk.

"Ayo Arin kita ke kamar dulu kamu pasti cape" ajak Indah.

"Ayo, kakak Arin kekamar dulu ya" pamit Arin dan ka Dwi dan yang yang lainnya menggangguk.

Arin dan Indah melangkahkan kakinya ke kamar mereka berdua,

Tap... Tap.. Tap..

Mereka menaiki tangga rumah panti.

"Ayo masuk, ini sekarang kamar kita" ajak Indah.

"Wah, pemandangan nya bagus ya Indah" Arin yang takjub akan pemandangan di kamar nya, dilantai dua yang bisa melihat pemandangan diluar yang begitu indahnya.

Kamar di panti berjumlah 30 kamar, setiap anak sekamar berdua, dan sisanya untuk pengurus panti seperti yang membantu beres-beres panti jika mereka yang tinggal nya jauh yang dekat mungkin sore hari mereka sudah pulang.

Arin terduduk di pinggir ranjang dan Indah memberikan bajunya.

"Arin kamu suka tidak kamar ini? Oh, iya ini baju ganti buat kamu pakai, semoga kamu suka ya, oh ya kamu mau tidur diatas apa bawah?" tanya Indah dan Arin melihat kearahnya.

"Aku, diatas boleh tidak?" Arin berbalik bertanya dan menatap ke Indah.

"Tentu saja boleh, kalo gitu kita bisa gantian kalo kamu mau? Sebentar aku tinggal aku ambilkan seprei dulu ke pengurus rumah" jelas Indah yang beranjak dari duduk nya diatas tempat tidurnya.

"Kamu mandi dulu Arin, aku minta seprei dulu ya!" ucap Indah, dan Arin menggangguk dan berlalu melangkah ke kamar mandi, ya letak kamar mandi tidak jauh dari kamarnya hanya melangkah keluar dan di depan pintu rumahnya.

Indah menuruni tangga menuju tempat laundry biasanya ibu Asri menyimpan nya dekat lemari laundry yang dipisahkan yang sudah dicuci, di gosok dan cucian.

"Mbak Arum, Indah minta seprei buat kasur Arin" Teriak Indah pada mba Arum yang memang pendengaran kurang itu, berbicara dengan nya haruslah keras dan lantang.

"Ambil saja dilemari bagian tengah yaa, itu dekat tempat penggosokan" tunjuk mba Arum.

Indah mendekati rak penyimpanan seprei, dan membukanya, mengambilnya yang bermotif princess Ella.

"Mba Arum, Indah ambil yang Princes Ella ya!" Teriak nya.

"Ya" sambil meng O kan jarinya" Mba Arum tertawa geli.

Indah pun, membawanya ke kamarnya.Indah melihat dimana Arin, mungkin Arin masih mandi.

'Mandinya lama sekali Arin inj', batin Indah.

10 menit kemudian Arin masuk kedalam kamar dan melihat ternyata Indah sedang membaca buku.

" Aku lama ya?" tanya Arin.

"Tidak apa-apa Arin, Kamu bisa pasang seprei?" tanya Indah, Arin menggelengkan kepalanya.

"Ayo sini aku ajarin" ajak Indah.

"Kamu pegang ujungnya yang itu ya!" perintah Indah, dan Arin memegang nya dan kemudian memasangkan sesuai perintah Indah, akhirnya selesai sudah acara memasang seprei nya.

"Kamu suka baca komik itu ya?" Tanya Arin kearah buku yang Indah baca tadi.

"Iya aku suka banget, kamu suka baca komik ga?" jawab Indah dan Arin menggeleng lemah.

"Entahlah, mungkin iya aku lupa semuanya yang aku suka" jawab nya lemah.

"Iya santai ja Arin, kalo kamu mau baca, baca saja aku udah sering mengulang komik itu, donatur yang suka membawa buku bacaan udah lama tidak mengunjungi kami" ucap Indah tampak bersedih raut mukanya.

"Emang kenapa?" tanya Arin.

"Kata bu Asri kaka Ray lagi sakit mungkin lagi bawa keluar negeri,Oh ya kamu harus tau Arin, kaka Ray itu tampan seperti pangeran, dan baik orangnya." jelas Indah dengan mata berbinar menjelaskan tentang sosok kaka Ray yang Indah sebut itu.

"Kamu suka kaka Ray itu" goda Arina.

"Mana mungkin dia suka aku, aku kan hitam, anak panti pasti tidak sederajat dengan keluarga ka Ray" keluh Indah.

"Hmm, iya kan kamu menganggap nya kaka seharusnya senang berada terus d dekat nya" bujuk Arin tersenyum supaya Indah tidak bersedih lagi.

"Menurut kamu gitu ya Arin, kalo gitu aku ikut saran kamu" jawab Indah riang.

"Yuk kita turun ke dapur bantuin mba dapur!" ajak Indah.

"Ayoo"

Arin dan Indah turun kebawah menuju ruang dapur di rumah panti itu, dapur yang luas dan ruang makan sangatlah luas ada 10 baris meja dengan 6 kursi berhadapan,bisa dibayangkan meriah nya panti ini, semua meja dan kursi tertata rapih mungkin hampir sama seperti di kantin sekolah kita atau di tempat makan di mall.

"Mba, Nurul ada yang bisa aku bantu?" tanya Indah pada salah satu mba bagian dapur, dan si mba itu melihat kearah yang memanggilnya.

"Oh, ya Indah dan temanmu itu, kamu lap meja saja ya, bersihkan ambil kain lap sama semprotan pembersihnya ya, kaka Dwi dan kawannya udah menyapu tadi. Kalo memasak rasanya sudah banyak yang bantu.

"Baik mba, Indah bantu bersihkan meja" jawab Indah.

"Ayo, Arin kita bagian membersihkan meja dan kursi" ajak Indah.

Sementara Arin dan Indah membersihkan meja dan kursi datanglah bu Asri dan mba Retno, asisten nya di kantor panti itu yang membantu bu Asri membereskan administrasi kantor dan kalkulasi keuangan nya.

"Wah anak-anak ibu rajin ya!" ucap bu Asri tiba-tiba menggagetkan Indah dan Arin.

"Oh, ya Arin ada yang ingin ibu dan mba Retno bicarakan, ikut ibu ke kantor sebentar ya" ajak bu Asri.

"Iya bu, oh ya Indah aku ikut bu Asri dulu" pamit Arin.

"Iya, Arin aku bisa sendiri" jawab Indah tenang.

"Ayo Arin, maaf ibu ya Indah kamu kerja sendiri" pinta bu Asri dan Indah menggangguk.

Tap... Tap... Tap...

Langkah kaki ketiga nya menuju ruangan kantor rumah panti yang terletak di depan dekat rumah ibu panti berada. Dan Arin mengikuti mereka dibelakang nya.

"Ayo, masuk Arin" ajak bu Asri.

"Iya bu, kamu duduk dulu ya"

"Begini Arin, ibu sudah menyelidiki asal-usul mu, menyuruh bu Retno ke kota B, bu Retno ke sekolah lama mu dan kerumah mu yang seperti istana dan lihatlah foto yang mba Retno temukan" jelas bu Asri menyerahkan pada Arin.

"Kapan bu?" tanya Arin.

"Waktu kamu di rumah sakit sayang, maafkan ibu baru memberi tahu mu, karena saat mba Retno kerumah orang tua mu, rumah bu sudah dijual menurut satpam di rumah dan mang ujang juga bu Narti ART rumah sudah di rumahkan semenjak kejadian kecelakaan sama pamanmu, dan itu juga kata pak Jono tetangga rumah mu depan.

kompleks yang berjualan mini market, yang dulu pernah dibantu papa mu juga bekerja di kantor papa mu sebagai akuntan nya. Seperti perusahaan papa mu sudah diambil alih oleh pamanmu, apa kamu mau menemui pamanmu?" jelas bu Asri dan menunggu jawaban Arin.

" Iya bu, Arin akan ikut. Kalo Arin tidak ikut apa boleh bu" tawar Arin.

"Sepertinya kamu harus ikut, pamanmu itu bukan keluarga dari papa mu, karena dari pihak mama mu tidak ada yang ibu bisa hubungi karena menurut pak Jono mama mu itu seorang anak yatim, maafkan Ibu Arin" jelas bu Asri takut menyinggung perasaan anak itu.

"Iya bu, Arin akan bertemu paman Arin, kapan kita berangkat bu?" tanya Arin menatap bu Asri.

"Sepertinya lusa Arin, besok bapak ada piket jadi tunggu bapak off ya, dan mba Retno bagian jaga panti"jelasnya lagi.

"Baik bu" jawab mba Retno.

"Apakah kamu ingat wajah kakek dan nenek mu, Arin?" Tanya bu Asri.

"Arin tidak tahu bu, Arin cuma bawa foto ayah dan ibu Arin" Jawab Arin menunduk.

Dari cerita pak Jono kamu itu anak tunggal pak Dani Baskoro dan pamanmu bernama Dimas Baskoro, sementara Opa mu Raden diningrat Baskoro katanya tinggal di S dulunya dan sekarang tinggal di daerah kota A. Opa mu hanya datang setahun sekali kata pak Jono dan pas kelahiran kamu Opa mu tinggal selama dua bulan di rumah orang tua mu" jelas bu Asri menatap teduh gadis malang itu.

"Ya sudah sekarang kamu boleh ke dapur menemani Indah, jangan lupa lusa kita berangkat, besok baju kamu ibu siapkan, kalo kamu mau, besok kita ke pasar ya!" ajak bu Asri.

"Baik bu, Arin sekarang menemani Indah" jawab Arin beranjak dari sofa di ruangan bu Asri yang sejuk itu, dan melangkahkan kakinya dan berhenti di jalan.

"Arin pamit dulu bu" pamit Arin yang digangguki bu Asri dan mba Retno yang tersenyum ramah.

Malam nya sebelum maghrib anak-anak yang beragama Islam melaksanakan sholat maghrib berjamaah sedangkan yang beragama lainnya menunggu nya dekat ruang makan, karena sehabis maghrib biasanya mereka makan bersama atau biasa jam 7 malam tepatnya.

Ada yang menunggu sambil membaca ada juga yang menonton tv diruang tv sebelah ruang makan, dan untuk musholla letaknya memang dibelakang ruang makan paling ujung.

Arin sebenarnya merasa senang tinggal disini banyak kawan dan ramai sekali jika berkumpul, ada anak kecil ada juga yang balita yang diurus sama ibu panti dan pengurusnya, kadang-kadang suka di bantu penduduk setempat yang bersedia mengurus anak balita di rumah panti, walau tanpa di gaji mereka senang hati membantu bu Asri yang sering membantu penduduk setempat di sekitar rumah pantinya.

Acara makan malam pun cukup meriah dan tenang, makan malam disediakan hidangan berbagai macam contohnya goreng ikan, goreng ayam, sayur lodeh sama tumis kangkung karena selera mereka berbeda, semua bahan sudah ada di rumah panti, karena ada ternak ayam, budidaya ikan dengan kolamnya yang biasa disebut empang kalo orang sunda bilang, dan ditanam berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, kol, brokoli, ada juga tanaman tomat, cabai rawit dan cabai merah juga bawang yang letaknya di kebun belakang rumah panti, yang tentunya ada pengurus selain pengurus panti tersebut.

Bersambung