Selamat Membaca
"Jarak terbesar antara dua orang adalah kesalahpahaman."
***
"Arina!"
Panggil seseorang dari belakang saat kami asyik ngobrol di antrian kasir yang lumayan agak panjang. Seketika aku dan Arina pun menoleh.
Betapa terkejutnya diriku ketika berbalik arah, terlihat sosok laki-laki yang berpakaian kemeja putih dipadupadankan dengan sarung hitamnya berdiri sambil menampakkan sorot tatapan tajamnya.
"Mas Hafidz," ucap Arina pelan. Menampakkan raut wajahnya yang pias seolah ketakutan.
Kang Poni berjalan mendekat, secepat kilat ia menarik pergelangan tangan kanan Arina. Berjalan dengan langkah lebar menjauh dari kasir, aku pun mengikuti dari belakang. Berhenti di antara deretan rak sepatu. Susana di sini lebih sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang melihat-lihat sepatu. Itu pun agak jauh dari tempat kami berdiri saat ini.