Selamat Membaca
'Aku hanya butuh restu Allah untuk mengikat sebait cinta bersamamu'
Patah hati. Begitulah yang Indah rasakan saat ini, ia keluar dari ruangan Gaza dengan perasaan hancur. Punggungnya bersandar pada daun pintu, merasakan getaran hebat yang sudah tak bisa dibendung lagi. Pipi merah itu sudah basah oleh linangan air mata. Netra indahnya menoleh ke arah belakang, melihat usapan lembut yang masih tak berhenti sedari tadi. Indah menyeka air matanya, lalu berlalu meninggalkan kesedihan yang berada di dalam sana. Ia melangkah, mencari tempat untuk menenangkan hati yang rapuh. Langkah Indah terhenti di sebuah taman rumah sakit, duduk termenung mengingat kejadian yang tak sepantasnya ia saksikan. Kecupan itu, usapan, bahkan panggilan sayang ... entah mengapa membuat hati Indah begitu terluka.
