Selamat Membaca
"Bagaimana kondisimu? Sudah membaik?" Aku kaget mendengar seseorang membuyarkan lamunanku. Lalu aku pun menoleh ke arahnya.
"Ya ... seperti yang kamu lihat," sahutku dengan cuek.
"Namaku Darrel Bramantyo. Kamu bisa memanggilku Darrel, Bram, atau Tyo. Tapi, orang-orang di kampung ini biasa memanggilku Pak Mantri." Lelaki itu menyodorkan tangannya ke arahku.
"Ooh," jawabku singkat.
"Nama kamu siapa? Bolehkah saya duduk di sini?" Ia bertanya seraya menunjuk kursi kayu yang berada di sampingku.
"Silakan. Namaku Rara Chatika Almeera. Bi Surti biasanya memanggilku Non Rara."
Sejenak suasana menjadi hening.
"Non, mau makan sekarang?" Bi Surti datang menghampiri kami berdua.
"Nanti aja, Bi. Masih kenyang."
"Bi, saya mau minta izin bawa Rara jalan-jalan. Boleh?"
"Boleh, Pak Mantri. Tapi, itu juga tergantung Non Rara mau atau tidak."