Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

PACAR MILITER

ArifatulJannah23
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.4k
Views
Synopsis
Gadis berusia 17 tahun yang suka menulis novel bernama Rey. Ketika jari telunjuk tekan tombol "enter" untuk kirim bab tamat dari buku berjudul "Pacar Militer" mendadak sesuatu terjadi dan Rey tersedot ke dalam cerita yang dia buat sendiri. Setelah Rey terjebak ke dunia asing, juga mengenal dunia itu, dia pun tidak punya cara lain selain tetap hidup dan melangkah maju! Bagaimanapun dia adalah pencipta dari dunia ini, dia pasti akan kembali ke dunia asalnya suatu hari nanti.
VIEW MORE

Chapter 1 - Akuma

Akuma-- mesin robot menyerupai laba-laba berkaki delapan (empat kanan dan kirinya) di punggungnya membawa sebuah meriam. Meriam itu menyerupai sengatan kalajengking. Pada bagian kaki pertama apabila diangkat maka keluar pisau ukuran besar dengan frekuensi tinggi seperti gunting, walaupun kaki terangkat satu juga tidak kehilangan keseimbangan. Di mulutnya, dua jarum frekuensi tinggi itu digunakan untuk serangan jarak dekat.

Akuma-- mesin bermanuver yang hanya dimiliki oleh sebuah negara besar.

---

1 Januari 850, kalender Republik Monalica.

Seorang utusan berjalan di koridor di gedung besar disebut Gedung Putih. Ini tempat para pejuang berada. Tapi itu di masa lalu. Sekarang tempat ini menjadi tempat panglima tinggi bersantai.

Pria berjubah hijau panjang hingga pinggang, melangkah dengan mantap. Di sekitarnya, orang-orang bermabuk-mabukkan dengan seragam mereka. Dia bergumam, "Dasar bego!"

[Levi Limoan - Kapten Republik Monalica]

Dia berjalan ke lantai atas dan berhenti di depan ruangan, pintunya tinggi berwarna coklat. Tatapannya tajam dan dingin.

Dia membuka pintu seraya berkata, "Aku sang utusan, Levi Limoan."

Semua orang dalam ruangan memandang ke arahnya. Mereka berdiri memberi hormat. Levi berjalan dari kanan dan duduk di kursi paling ujung di tengah. "Duduklah atau berdiri saja! Terserah kalian."

Suara tegas, dingin dan tajam. Itulah Levi Limoan. Siapa yang tidak tahu akan orang ini? Ketika mendengar namanya, mereka akan berlari terbirit-birit ketakutan. Dahulunya, Levi Limoan adalah seorang pembunuh hebat. Sekarang dia menjadi kapten dari tim-13.

Levi Limoan bersandar di punggung kursi dan berkata, "Hei, bocah! Apakah kalian tidak mau bicara? Katakan sesuatu!"

Levi mengatakannya santai, namun raut wajahnya yang menyeramkan justru membuat orang-orang ketakutan dan menunduk bisu. Kaki, mulut dan tangan mereka gemetar.

Dari raut wajah mereka, Levi tahu yang terjadi. Dia berdiri, menggebrak meja dan mencondongkan kepalanya, "Hei, bocah! Apakah kalian semua pengecut?"

Seseorang tiba-tiba menerobos masuk tanpa permisi, menggendong makanan di tangannya dan tercengang begitu melihat keadaan dalam ruangan. Wanita ini mengedipkan mata dua kali dan menatap mata para orang yang suram.

Levi juga menatap ke arah wanita ini.

Tanpa tahu apa yang terjadi, wanita ini tertawa terbahak-bahak dan berjalan mendekat ke meja. Dia menaruh makanan di atas meja, "Silakan dimakan! Aku baru mencurinya dari dapur." Dia begitu antusias saat menyuruh mereka tanpa ada rasa takut.

Seseorang di dekat wanita itu berbisik, "Jojo, segera singkirkan makanan itu dari meja. Apa kamu ingin mati?"

Jojo tidak mengerti dan tidak mau menebak-nebak. Dia bertanya dengan nada normal, "Kenapa aku harus menyingkirkan makanan ini dari meja? Aku bersusah payah untuk mendapatkan semua ini. Kamu tidak mau, jangan ambil kalau begitu..."

Jojo menggendong kembali rotinya dan berbalik hadap ke pintu, "Tch! Aku terlalu baik padanya."

Dengan kasar, Levi mencengkeram bahu Jojo. Mata orang-orang bertatapan secara intens.

"Ada apa lagi?" seru Jojo kesal.

Levi mencengkeram kasar ke krahnya sehingga gadis itu duduk di kursi kosong, di samping pria yang sebelumnya berbisik pada Jojo. Gadis ini memandang lemas ke arahnya. Semua rotinya terjatuh di lantai.

Dengan kasar, Levi melepaskan cengkeraman pada krah Jojo dan bertanya, "Siapa namamu? Dari tim mana?"

"An-Anda... Apakah K-Kapten Levi?" Jojo terbata-bata sambil berharap dia salah orang.

"Itu bukan jawaban yang kuingikan."

Jojo langsung berdiri, "J-Jojo Eilona dari Tim 54." Kemudian memberi hormat pada Kapten Levi.

"Kenapa kamu mencuri makanan?"

Jojo menurunkan tangan untuk menggaruk kepalanya. Entah bagaimana memberitahu alasannya, dia sepertinya tidak mampu. Bahkan mendapat tatapan dari Kapten Levi saja membuat dia kehilangan nafsu makan.

"Tidak bisa katakan alasannya?"

Suatu kata kalau keluar dari mulutnya, membuat orang-orang gemetar dan memasang wajah suram. Begitu menakutkan dan menyeramkan bagi mereka seorang Levi Limoan. Termasuk Jojo yang kakinya bergetar dan kehilangan kemampuan berdirinya.

Jojo memandang lurus ke depan masih membisu.

Levi berjongkok di depannya. Saat memandang mata Jojo,  dia bisa melihat kalau gadis ini tidak mau bertatapan dengannya dan suka mengalihkan pandangan.

"Hei, bocah! Berdiri dan duduk di tempatmu!"

Seketika semua orang berdiri, begitu juga Jojo.

Levi memandang dingin, "Apa aku berbicara pada kalian?"

Sementara itu pada waktu yang sama, seorang gadis berambut pendek pirang, mendengarkan dari atas atap sambil berbaring. Juga membaca buku untuk menghalangi sinar matahari yang menyengat mengenai wajahnya.

Levi duduk di kursi dan berkata, "Marissa Blommom!"

Levi menatap semua orang yang tampaknya tidak mengetahui keberadaannya.

Gadis di atas tersipu ketika namanya disebut. Ia lalu membolongi atap dan terjun ke tempat kumpulan. Ia mendarat tepat di sebelah Kapten Levi, dengan senyum sumringah melihat Levi yang hebat itu.

"Levi Limoan! Aku akhirnya bertemu denganmu... Laapoorrr! Marissa Blommom dari tim 43!"

Marissa begitu heboh sendiri melihat pemandangan itu. Tatapan tajam dari Levi tidak sedikitpun membuatnya takut. Wajahnya sumringah saja. Sedangkan orang-orang hanya menekuk kening takut.

Levi berbicara, "Aku umumkan siapa saja yang menjadi anggota tim ketiga belas. Pertama, Marissa Blommom dan--"

Marissa memotong, "Marissa Blommom, siap mengikuti Kapten Levi Limoan!" Dia begitu antusias dengan senyum sumringah. Tangan kanan mengepal di dada sebelah kiri. Seolah jantung dan hatinya adalah milik Kapten Levi.

Setelah Marissa berhenti bicara, Levi menggebrak meja keras hingga orang-orang terkejut dan menunduk membisu raut wajahnya suram dan takut. Sedangkan Jojo menatap lurus di depan, bibirnya bergetar, air mata menggenang di kelopak matanya. Saking takutnya Jojo tidak mampu bergerak.

"Menunduk! Menunduk!"  kata hati Jojo.

"Kedua, Jojo Eilona!"

Jojo sontak berdiri dan tangisannya pecah. "A-Aku... Si-siap..." kedua mata dan badannya tak mampu menghadap ke Kapten Levi sekarang.

Marissa berlari menghampiri Jojo dan merangkulnya. "Yeyyy! Akhirnya ada gadis lain dalam regu tim Kapten Levi. Aku senang sekali! Yey..."

Kenapa... kenapa dia senang? Kenapa dia sesenang itu...! Jojo berteriak dalam hatinya.

Setelah menyelesaikan kalimat itu, Levi langsung berlalu dan membanting pintu dengan keras. Jojo melirik takut, kemudian dia ditarik keluar oleh Marissa yang selalu ceria.

*****

[02 Januari 850. Gedung Tim Regu 13 - Pengawas Kapten Levi Limoan]

Kapten Levi berdiri di hadapan dua cadet baru dan cadet lama dari tim tiga belas untuk memberikan pengumuman. "Mereka adalah rekan baru kalian. Aku umumkan lagi. Berikan nyawa kalian untuk dunia ini!" ujarnya dengan wajah seram.

"Ya!" seru semua orang.

Setelah selesai, Kapten Levi langsung berlalu. Seperti sebelumnya, dia selalu menghilang setelah mengatakan apa yang menurutnya penting.

Dua gadis itu dikerumuni oleh para pria, seolah-olah tak pernah melihat para gadis sebelumnya. Sedangkan Jojo merasa tidak nyaman, berbeda dengan Marissa yang tampaknya baik-baik saja.

"Ada apa ini...?!" teriak Jojo.

Levi berdiri di dekat jendela sambil melihat prajurit masih berkumpul. Dia meneguk segelas kopi hitam, wajahnya selalu suram dan mengerikan.

"Apakah mereka dapat berumur panjang...?" gumamnya dan berlalu.

Saat langit gelap, ada bintang jatuh ke Republik Monalica di arah gurun pasir. Membuat sebuah ledakan besar hingga raksasa itu mati dalam sekejap dalam cahaya putih itu. Setelah cahaya mulai redup, seseorang berbaring dengan kain putih tipis. Rambut terurai tanpa tersisir hingga amburadul.

Bersambung....