Dengan dengkur canggung, dia menerjang maju, mendarat dalam gulungan. Gelombang hitam datang beberapa inci dari belakangnya sebelum memudar seperti ombak. Itu adalah kesempatannya untuk melakukan serangan balik.
"Darku!"
Tanpa repot-repot bangkit, Sain mengeluarkan lengannya dan melantunkan mantra, hanya untuk Marni yang menembaknya lagi dengan tangannya sendiri.
"Nggak. Bahkan tidak dekat." Dia menghela nafas. "Ini bahkan bukan tentang cara kamu mengaktifkan mantra atau hal-hal seperti itu ... Kamu pada dasarnya tidak memahami sifat sihir hitam."
"Sifat ... Sihir Kegelapan?"
Dia mengangguk.
"Kau tidak menganggap Sihir Kegelapan dengan serius." Kata-katanya memukulnya seperti palu.
"Itu tidak mungkin ... Kamu pikir aku tidak menganggap Sihir Kegelapan dengan serius ?!"
Dia praktis menyembah kegelapan. Untuk orang percaya sejati seperti dia, evaluasinya benar-benar memalukan.
