Ekspresi Akane membeku.
"Lihat? Aku tahu segalanya, Akane-chan si pembunuh ".
Wajah Akane menjadi pucat, seolah sedang menyaksikan sesuatu yang luar biasa.
"Aku sudah melakukan apa yang harus ku lakukan. Sampai jumpa, dan aku harap lain kali kau memahami posisi mu saat ini. "
"I-Itu tidak benar … aku tidak …"
"Semuanya itu benar… pembunuh."
Saejima berbalik dan pergi, meninggalkan gadis yang berdiri dengan cemas di tempat yang sama.Di suatu lorong universitas.
Dengan dinding, lantai, dan langit-langitnya dicat putih bersih. Di lorong itu, Akane, seorang gadis dengan rambut hitam dan mata merah, sedang berjalan.
Dia berjalan seperti biasa, seolah-olah dia telah meninggalkan semua perasaan atau emosi.
Kemudian, dia berhenti di depan sebuah pintu.Itu adalah pintu putih. Dia memasukkan kata sandi dan setelah itu terbuka, dia masuk.
"Aku mendengar kamu sudah bangun." Akane berkata sambil tersenyum. Wajah tanpa ekspresi beberapa saat yang lalu tidak bisa ditemukan di wajahnya.