Tak lama kemudian Alchemis itu mulai angkat bicara dan sedikit memberikan aasumsinya, "Sekarang saya tahu kenapa saya di panggil kemari, Watu itu saya pernah melakukan perawatan dan pembaruan terhadap Archive dan Script dari DemonHart tersebut, karena itu adalah hasil tempahan Kakek saya dan kami turun temurun aka melakukan perawatan terhadapnya, tapi meski begitu kami tak pernah tahu di mana barang itu di simpan, karena mata dan pendengaran kami di lumpuhkan saat melakukn perjalanan datang ke sana" ujar Alchemist tersebut.
Perdana menteri sedikit bingung dengan tersebut, karena tak mungkin barang yang di jaga seketat itu busa di curi semudah itu.
"Itu tak mungkin Baginda, saya orang yang bertanggung jawab untuk menjaga DemonHart itu, saya yakin itu tak akan mudah di curi begitu saja. Seperti yang anda tahu, itu hanya di ketahui oleh Baginda Raja terhadulu yaitu Ayahanda Bahrain Phoenix, saya dan anda saja. Jadi bagaimana mugkin itu bisa di curi" Perdana menteri tampak membantah hal tersebut karena merasa bahwa itu tidak akan pernah terjadi di karenakan keamanan ketat.
Meskipun demikian, Rayya tetap membantah perkataan Perdana menteri tersebut dengan sebuah fakta bahwa kemungkinan itu terjadi sangat kecil namun karena terlalu di remahkan sehingga membuat keteledoran dalam penjagaan.
"Yoooo Perdana menteri yang terhormat, sekarang pastikan bahwa benda itu masih ada di tempatnya agar kami mencari solusi dengan ansumsi pertama bahwa di antara merekaada penjinak Tyrant" ujar Arslan memojokkan Sang Perdana menteri.
"Apakah kau menuduhku?" jawab Sang menteri dengan gugup.
"Itu tidak mungkin, aku mengenal pasti siapa anda sejak dulu, anda bukanlah pelakunya, jadi sekarang tolong hubungi bawahan anda dan tanyakan apakah barang itu masih ada atau tidak." sambut Arslan menenangkan keadaan. Dengan segera nafas perdana menteri yang tadinya terengah-engah kini kembali stabil seperti semula.
Segera Perdana menteri itu menghubungi bawahannya dan menanyakan perihal barang tersebut, ternyata barang itu masih ada dan utuh di dalam berangkas kaca dengan sensor tinggi. Namun anehnya di dalam Archive yang diam-diam di akses oleh William, barang itu tak terdeteksi sedikitpun, sehinggak ketika mengetahui bahwa William telah melakukan akses paksa terhadap tempat itu, mereka menyadari bahwa benda itu hanyalah tiruan semata.
"Aaku justeru beranggapan bahwa di antara kita ada seorang pengkhianat, itu tak mungkin di lakukan tanpa orang dalam, mulai dari pintu gerbang hingga berangkas sensor hanya bisa di akses oleh segelintir orang" sambung William dengantegas.
"Apa yang kau katakan?" ujar Perdana menteri itu dengan tegas.
"Apakah itu benar barabg yang asli atau palsu? Jika memang itu asli maka seharusnya itu berwarna lebih berbinar dan terang, bukankah yang ada di sana hanyalah permata biasa?" lajut William mengunggap semuanya.
"William, jangan biarkan permainan musuh menguasai kita, mereka hanya membuat kita saling mencurigai satu sama lain, sehingga kita akan berpecah belah, aku harap kau mengerti apa yang ku maksud ini.
"Tentu saja aku tak pernah curiga pada siapapun, aku hanya ingin mengataka bahwa di antara kita ada pengkhianat secara tidak sadar, aku khawatir mereka akan meggunakan ilusi pengendali pikiran untuk mengendalikan beberapa staf kita" jelas William dengan tatapan anehnya menghadap ke arah Sang perdana menteri.
Ketika mereka mendengar teori yang di sebutkan oleh William, mereka sedikit mulai membuka mata mereka denganbeberapa kejadian yang telah berlalu, seperti saat kegaduhan saat hari perjodohan antara Arslan dengan gadis putri Raja pada waktu itu.
Arslan yang tampak sedikit kebingungsn mulai mengkerutkan sedikit dahinya dan menghembuskan nafas dengan keeras lalu mulai membuka sebuah arahan dan beberapa perintah kepada beberapa orang yang bersangkutan.
"Sudah ku duga William adalah orang yang cerdas, tapi tak ku sangka dia akan mengungkap misteri sampai seajuh ini, padahal ini adalah hal yang tak pernah terpikirka oleh siapapun di sini, padahal aku sempat merasa bahwa dia sedang bercanda saat meminta untuk mendatangkan Alchemist dan Perdana menteri, jadi apa yang akan kau lakukn sekarang kepada Alchemis ini" ujar Arslan dalam hati sambil terus menatap ke arah yang William, sungguh hal yang tak terduga dari dari pemikiran seorang William.
Tanpa memberikan penjelasan apapun, William langsung menyapa Alchemist tersebut tanpa menurunkan kehormatan siapapun "Dengan berat hati saya akan menyerahkan sisanya pada anda Tuan Alchemist, lakukan apa yang anda bisa lakukan and lupakan anggapan orang-orang" ujar WIlliam lagi kepada Alchemist tersebut.
"Apa yang anda maksud Tuan William" sambut perdana menteri itu kepada William.
"Apa yang anda katakan? Bukankah sudah jelas maksudku adalah apa yang ku katakan" jawab William menyela pertanyaan dari Sang Perdana menteri tersebut.
"Bukan itu yang saya maksud, saya tahu bahwa kalia berdua saat ini adalah sedang berada di bawah perintah Baginda Raja Arslan secara langsung, tapi kalian tidak seharusya mendatangkan Alchemis rendahan seperti ini, dia hanyalah seorang Alchemist yang bisa yang hanya bisa membuat sedikit Script biasa" lanjut Perdana menteri itu.
Karena tak tahan mendengar hinaan tersebut, Alchemist itupun memutuskan untuk undur diri karena mereasa di panggil hanya untuk di permalukan saja, namun Rayya menahan orang itu dan langsung membalas apa yang di katakan oleh Sang perdana menteri.
"Tak seharusnya anda mengatakan hal yang seperti itu, bukankah dari awal anda sudah mendengar bahwa William memerintahnya untuk melakukan sesuatu? Anda bahkan sudah mendengar bahwa Kakeknya adalah orang yang menciptakan DemonHart?" Rayya mengatakan perkataan dengannada yang sedikit keras terhada Sang perdana menteri, sehingga tak ada pilihan lain selain diam dan mengalah.
"Oh iyya Rayya, setelah peperangan melawan Tyrant ini berakhir pastikan bahwa Alchemist ini mendaftarkan namanya di bawah Bimbingan William, oleh karena itu lindungi dia sebaik mungkin" ujar Arslan kepada mereka semua.
"Baginda Tuanku Arslan, tanpa mengurangi rasa hormat dan raja bangga terhadap Baginda saya tak perlu mendapatkan hal seperti itu, anda tak perlu melakukan sampai sejauh itu, saya hanyalah seorang yang bekerja untuk mencari sesuap nasi, sungguh sangat tidak pantas mendapatkan penghormatan dan bimbingan sari Tuan William yang jenius ini" jawab orang itu dengan kepala tertunduk sambil berlutut dilantai.
"Perintah Raja itu mutlak, jangan pernah kau bantah, itu adalah sebuah perintah, bukan permintaan" Rayya langsung menyela perkataan Alchemist tersebut.
"Ha ha ha ha ha Rayya, kau tak perlu melakukan hal itu, tak seharusnya kau berkata seperti itu pada orang lain, tolong maafkan sikap kasar Rayya" Arslan tampam menunduk dan merendah sebagai tanda menghormati orang lain sebagai sesama manusia, bukan sebagi Raja, begitulah sifatnya sejak dulu yang tak bisa di ubah oleh siapapun.
BERSAMBUNG...…