Di kediamannya, Idris sedang menikmati teh di ruang makan yang sepi. Ruang makan itu sangat luas, dengan sebuah meja makan sepanjang dua meter pada ujung ruangan dan memuat delapan meja berukuran satu meter persegi dengan setiap meja, memiliki sepasang kursi pada sisi kiri dan kanan ruang makan yang luas itu.
Pada meja yang berukuran dua meter itulah Idris duduk sendiri menikmati teh sambil menunggu kedatangan Vino dan Miranda yang menjelaskan situasi yang dialami Mori kepada orang tuanya.
Idris diam melihat ke dalam cangkir teh yang ia pegang dengan tangan kanan. Bayang Mori terlihat olehnya sedang berusaha mencari jalan keluar untuk melarikan diri dalam gua.
"Ada apa tuan?" suara Hanas terdengar. Hanas, pengawal Idris duduk pada meja terdekat dengan Idris dalam ruang makan luas itu. Sama-sama menikmati teh dan cemilan yang ia buat sendiri.
Idris melihat kepada Hanas dengan tersenyum ramah, meletakkan kembali cangkir tehnya di meja. "Anak itu semangatnya luar biasa!"