William atau lebih diakrab dipanggil Willy, lelaki awal empat puluh, ia memiliki penampilan layaknya seorang lelaki sukses di kota-kota besar pada umumnya. Terlebih lagi karena Willy adalah pemilik toko perhiasan salah satu mal di Pekanbaru.
Dalam ruangan untuk tamu khusus di dalam tokonya yang serba kaca dan dapat melihat semua yang ada di luar, namun orang yang ada di luar tak dapat melihat setiap hal yang ada dalam ruangan itu, Willy berdiri bersama Miranda pada sore itu untuk menyambut kedatangan Idris.
"Selamat datang Tuanku!" Willy menundukkan kepalanya, meletakkan tangan kanan di dada saat ia memberi hormat kepada Idris yang baru muncul dari portal. "Saya senang Tuanku selalu menggunakan toko saya untuk tempat persinggahan!"
Miranda juga memberi hormat kepada Idris.
Idris tersenyum. "Terima kasih atas sambutannya, Willy dan Miranda."