Tatapan nya itu, dia jadikan ancaman untuk mencari kelemahan ku. Dia seakan puas saat akan melakukan hal itu terhadap ku, mungkin sebagai balas dendam untuk ku.
"Bagaimana pak, anda sudah siap untuk dijadikan saksi? Maka dari itu, katakan semua dari awal kejadiannya Secara rinci!" Ujar pak polisi itu, sambil memegang kertas putih untuk mencatat semua pernyataan dari om Fredy.
"Siap pak, sangat siap." Jawab om Fredy tanpa ragu, namun tatapan nya masih tertuju pada ku dan Ara.
"Areska, Kenapa kamu tidak mau menatap polisi? Kau takut?" Sela om Fredy, menggoda Ara. Padahal dia tahu bahwa Ara sedang ketakutan, tapi dengan santai nya om Fredy mencari kelemahan Ara, agar dia bisa membuat Ara tertekan.
"Sudah, kamu tidak usah dengar ucapan Pria jahat itu! Diam saja sama kakak, kakak akan melindungi kamu."