Chereads / Mawar Penghias Malam / Chapter 28 - Mencari keberadaannya

Chapter 28 - Mencari keberadaannya

Setelah lebih dari seminggu lamanya aku bersama teman-temanku di tempat pak Gerry atau bisa dibilang temannya si Mamy ini, untuk ikut kerja sebagai buruh pemetik teh di perkebunan milik papah Alexa. Selama itu pula tidak ada hentinya mencari tahu kabar tentang Mamy, tapi aku belum mendapat kabar tentang si Mamy hingga sekarang. Meskipun aku mencoba untuk menghubungi dia, tidak ada satupun dia membalas atau menjawab telepon dari ku.

Semakin khawatir dengan keadaannya saat ini, Sehingga membuat aku memutuskan untuk mencari tahu tentang Mamy dari pak Gerry sendiri. menurut ku  pak Gerry pasti tahu keadaan Mamy saat ini, Sebab orang yang terakhir bersama Mamy adalah Pak Gerry sehingga aku yakin kalau dia pasti tahu dimana Mamy sekarang.

Aku menghampiri beliau yang sedang berada di ruangannya, mengurus dan menandatangani semua dokumen perkebunan ini dengan teliti.

Ku buat ketukan pintu itu untuk meminta izin masuk ke ruangan tersebut.

"Masuk!" Terdengar pak Gerry membalas ketukan pintu yang aku buat.

"Selamat siang, pak. Apa bapak tidak sedang sibuk?" Tanyaku setelah pintu itu kubuka. Mencoba untuk berbasa-basi, meskipun aku melihat pak Gerry sedang sibuk dengan pekerjaannya tapi aku tanyakan lagi hal itu. 

Terlihat beliau menoleh ke arahku, sambil menutup semua buku yang saat ini sedang dia berikan coretan tangan nya.

"Oh kebetulan, kerjaan saya sebentar lagi akan selesai. Jadi, tenang saja saya tidak merasa terganggu oleh mu. Sekarang kau katakan saja, apa yang ingin kau katakan sehingga mau menemui saya!" Tanya pak Gerry sambil membereskan kertas-kertas yang masih berserakan di atas meja.

Aku menghampiri pak Gerry sambil ku bungkukan punggung ku, ketika aku menghadap nya. Sebenarnya aku masih merasa malu juga salah tingkah ketika bertemu dengan nya, karena sikapku yang sangat tidak bernorma itu. Kadang aku suka menyembunyikan wajahku dari pandangan nya, rasanya belum siap untuk aku bertemu dengan beliau. Apalagi kalau aku ingat tentang Alexa, membuat pikiranku menjadi serba salah.

Batinku selalu bertanya, bagaimana kalau  pak Gerry tahu tentang kedekatan ku dengan putra nya? Sudah pasti pak Gerry akan melarangnya untuk dekat dengan ku. Oke, aku mulai merasa kalau hubunganku dengan Alexa sudah tidak mungkin akan terjadi. Sekarang dinding yang akan menghalangi kedekatan ku dengan pria tampan itu, bertambah lagi. Dan kini semakin kuat sekali, sehingga tidak memungkinkan untuk aku bisa menembus dinding itu.

Ku hembuskan nafas panjang ku, untuk menghilangkan bayangan tentang pria tampan itu supaya bisa memulai percakapan dengan pak Gerry. Untuk sementara waktu ini, aku tidak boleh memikirkan tentang Alexa dulu. Aku harus fokus dulu dengan masalah, Serta niat ku untuk menemukan keberadaan Mamy. 

"Duduklah!" Pinta pria paruh baya itu, menunjuk ke arah kursi supaya aku terduduk di sana. Mungkin dia terheran dengan sikapku yang hanya terdiam saja, sambil berdiri di hadapan nya.

"Baik pak." Aku mencoba untuk duduk mengikuti apa yang diminta pak Gerry.

"Ada perlu apa?"

"Saya mau tanya kabar tentang Mamy, pak. Apakah anda mendengar kabar dari dia? Atau dia menanyakan tentang kami, dan ingin menjemput kami di sini?" Aku sangat bersemangat untuk bertanya tentang Mamy, semoga saja dia tahu kabar tentang dia.

"Maksudmu, Ratna? Kenapa kau bertanya tentang dia, kau sangat merindukannya?" Pak Gerry terlihat malah bercanda dengan ku, mungkin dia ingin membuat aku lebih penasaran lagi tentang Mamy.

"Iya pak. Saya sangat, sangat merindukan dia."

"Kau pasti sangat dekat dengan Ratna, terlihat dari sikapmu saat ini. Seberapa dekat kamu dengan dia, sehingga kau begitu mengkhawatirkan keadaan nya?" Pria yang kini ada dihadapanku ini, terlihat sangat ingin tahu tentang kedekatan ku dengan si Mamy. 

"Tidak begitu dekat sih, pak. Tapi karena aku tinggal bersama Mamy sudah lumayan lama, sehingga membuat kami semua sedikit dekat dengan Mamy. Mungkin itu sudah biasa terjadi pada kita. Terus bapak sendiri, pasti tahu tentang Mamy. Bukankah pak Gerry sudah dari dulu kenal dengan Mamy?" Seru aku balik bertanya tentang Mamy,  tentang kehidupan nya dulu sebelum bertemu kami juga sebelum dia menjadi mucikari seperti itu.

Aku penasaran dengan masa lalu Mamy yang mungkin dia pernah menjadi wanita baik, sebelum terjun ke pekerjaan yang membuat orang-orang terjerumus seperti ku. Mungkin saat-saat di sekolah atau luar sekolah. Karena menurut pak Gerry, Mamy Ratna adalah teman seangkatan  beliau pada waktu di SMP.  Sehingga aku mencoba untuk bertanya tentang masa lalu Mamy pada pak Gerry.

Sudah banyak sekali aku bercerita dengan pak Gerry, kesana-kemari kita saling berbagi cerita tentang kehidupan kita masing-masing. Sehingga sampai pada satu titik dimana pak Gerry membahas tentang anak-anak nya. Ternyata dia bukan hanya mempunyai seorang putra, dia juga mempunyai seorang anak perempuan, yang dulu pernah dia titipkan setelah beberapa puluh menit dia dilahirkan. Pak Gerry menitipkan putrinya kepada seseorang yang dia kenal. Waktu itu keadaan pak Gerry yang kekurangan ekonomi, akibat nya dia tidak mampu menebus biaya rumah sakit tempat istrinya bersalin. sehingga pak Gerry meminta sebuah keluarga yang telah lama dia kenal, untuk menebus bayi itu dari rumah sakit.

Pak Gerry sebenarnya sedang mencari keberadaan tentang keluarga itu, untuk mengambil kembali putrinya dari mereka. karena saat ini dia sudah mempunyai harta yang melimpah. Hanya saja, dia belum berhasil menemukan keberadaan mereka.

"Padahal saya sudah mencari keberadaan gadis kecil itu, dengan berbagai cara saya lakukan. Semua orang sudah saya suruh untuk mencari keberadaan dia, termasuk Alexa." Tutur pak Gerry Sambil berjalan mendekati sebuah jendela kaca, seperti sedang menerawang sesuatu yang terlihat jauh di seberang sana. 

"Alexa! Putra bapak, yang laki-laki?" Perkataan ku dengan Secara terbata-bata menanyakan tentang Alexa, pria yang telah lama aku kenal itu. Berpura-pura tidak tahu bahwa Alexa putra pak Gerry.

"Iya. Dia putra saya satu-satunya, yang saat ini dapat saya andalkan. Dia mempunyai beberapa peran di dalam keluarga kami. Dia menjadi pimpinan di perusahaan, kadang dia juga menjadi seorang sahabat untuk saya juga istri saya mengatakan keluh kesah kita. Dia juga menjadi kakak yang baik untuk adik perempuan nya itu. Alexa tidak pernah mengenal lelah untuk mencari adik nya dan  Alexa berjanji untuk terus mencari keberadaan adiknya,  dia tidak akan pernah berhenti mencari sebelum dia berhasil menemukan adiknya." Pak Gerry tersenyum lebar dan menoleh kepada ku, setelah dia membahas tentang kedua anaknya.

Aku pun ikut senang mendengar cerita pak Gerry, aku jadi teringat dengan Ara di rumah. Sudah lama rasanya aku tidak pulang dan menemui dia di rumah. Pasti akan ada banyak sekali cerita yang akan dia sampaikan kepada ku di saat aku pulang nanti. Hingga senyum ku berubah menjadi sebuah kerinduan akan Ara, adik kesayangan ku.

Ku buat pak Gerry membahas hal lain, supaya dia tidak lagi membahas tentang keluarganya aku tidak ingin jadi ikut bersedih karena harus jauh dengan mereka yang aku sayangi.

"Maaf, pak! Bagaimana tentang kabar Mamy, anda tahu keberadaan dia sekarang?" Ku alihkan pembicaraan pak Gerry dengan pencarian ku tentang Mamy.

"Iya, saya jadi lupa tentang itu. Maklum saya tidak bisa menahan nya kalau sudah membahas mereka, sudah pasti saya akan melupakan hal lain." Pak Gerry tersenyum dan membuat tepukan di jidatnya, menyesal sudah melupakan maksudku tadi.

"Tidak apa-apa, saya mengerti keadaan anda. Jauh dari seseorang yang kita sayang, itu rasanya sangat hancur apalagi harus kehilangan Mereka." Balasku mencoba untuk mengerti keadaan beliau saat ini.

"Ini alamat tempat dia sekarang. Sebenarnya dia melarang saya untuk memberitahu kalian tentang keberadaan nya saat ini, tapi aku tidak mungkin membuat kalian kesulitan untuk mencari nya. Aku juga berharap, semoga dengan kehadiran kalian di sana akan membuat Ratna tidak terpuruk." Perkataan pak Gerry membuat aku sedikit bingung. 

Dia berkata kalau Mamy terpuruk, dan berharap jika kami menemui dia saat ini akan membantu dia dari keterpurukan nya. Apa yang sebenarnya terjadi kepada Mamy? Kenapa dia bersembunyi dari kita, dan membiarkan kita berada di tempat ini? Apakah Mamy sudah tidak mau lagi kita ikut dia? Batinku terus berkecamuk setelah aku mendapatkan sebuah alamat dari pak Gerry. 

Sebenarnya aku kesal padanya kalau ingat tentang kekejaman dia padaku waktu dulu, tapi mengingat kebaikan nya setelah aku kenal dia lebih jauh lagi membuat hatiku terketuk untuk menemui dia. Aku bersiap untuk pergi menemui wanita itu, di alamat yang saat ini sudah ada di genggaman tangan ku.