Pak Gerry semakin mendekat padaku, mungkin dia lebih penasaran dengan apa yang terjadi terhadapku saat ini. Dia tidak mau jika harus lebih lama menunggu atas jawaban yang akan aku berikan kepadanya.
"Kenapa kamu hanya terdiam, apakah saya salah ketika memberikan pernyataan?" Ujar pak Gerry sambil menepuk bahuku.
"A-aku, aku hanya…!" Ucapanku terhenti karena harus menelan air liurku untuk membuat tenggorokan ku yang kering ini, menjadi kembali lancar lagi tidak seret saat sedang berbicara.
"Aku hanya sedang berusaha untuk menerima kenyataan, bahwa aku orang asing untuk Ara." Jawabku melanjutkan tentang perkataan yang sempat terputus barusan.
Pak Gerry terdengar malah menertawakan aku yang menurutnya aku sangat tergugup. Bagaikan seekor burung hantu sehabis dipukul benda tumpul pada bagian kepala. Pak Gerry menepuk-nepuk punggung ku, dengan perkataan yang sedikit menyindir.
